Tampilkan postingan dengan label Go Green / Eco Friendly. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Go Green / Eco Friendly. Tampilkan semua postingan

Jumat, 09 Mei 2014

Energi Matahari

Energi surya atau matahari telah dimanfaatkan di banyak belahan dunia dan jika dieksplotasi dengan tepat, energi ini berpotensi mampu menyediakan kebutuhan konsumsi energi dunia saat ini dalam waktu yang lebih lama. Matahari dapat digunakan secara langsung untuk memproduksi listrik atau untuk memanaskan bahkan untuk mendinginkan. Potensi masa depat energi surya hanya dibatasi oleh keinginan kita untuk menangkap kesempatan.Ada banyak cara untuk memanfaatkan energi dari matahari. Tumbuhan mengubah sinar matahari menjadi energi kimia dengan menggunakan fotosintesis. Kita memanfaatkan energi ini dengan memakan dan membakar kayu. Bagimanapun, istilah “tenaga surya” mempunyai arti mengubah sinar matahari secara langsung menjadi panas atau energi listrik untuk kegunaan kita. dua tipe dasar tenaga matahari adalah “sinar matahari” dan “photovoltaic” (photo- cahaya, voltaic=tegangan)Photovoltaic tenaga matahari: melibatkan pembangkit listrik dari cahaya. Rahasia dari proses ini adalah penggunaan bahan semi konduktor yang dapat disesuaikan untuk melepas elektron, pertikel bermuatan negative yang membentuk dasar listrik.

Bahan semi konduktor yang paling umum dipakai dalam sel photovoltaic adalah silikon, sebuah elemen yang umum ditemukan di pasir. Semua sel photovoltaic mempunyai paling tidak dua lapisan semi konduktor seperti itu, satu bermuatan positif dan satu bermuatan negatif. Ketika cahaya bersinar pada semi konduktor, lading listrik menyeberang sambungan diantara dua lapisan menyebabkan listrik mengalir, membangkitkan arus DC.  Makin kuat cahaya, makin kuat aliran listrik.

Sistem photovoltaic tidak membutuhkan cahaya matahari yang terang untuk beroperasi. Sistem ini juga membangkitkan listrik di saat hari mendung, dengan energi keluar yang sebanding ke berat jenis awan. Berdasarkan pantulan sinar matahari dari awan, hari-hari mendung dapat menghasilkan angka energi yang lebih tinggi dibandingkan saat langit biru sedang yang benar-benar cerah.

Saat ini, sudah menjadi hal umum piranti kecil, seperti kalkulator, menggunakan solar sel yang sangat kecil. Photovoltaic juga digunakan untuk menyediakan listrik di wilayah yang tidak terdapat jaringan pembangkit tenaga listrik. Kami telah mengembangkan lemari pendingin, yang bernama Solar Chill yang dapat berfungsi dengan energi matahari. Setelah dites, lemari pendingin ini akan digunakan oleh organisasi kemanusiaan untuk membantu menyediakan vaksin di daerah tanpa listrik, dan oleh setiap orang yang tidak ingin bergantung dengan tenaga listrik  untuk mendinginkan makanan mereka. Penggunaan sel photovoltaic sebagai desain utama oleh para arsitek semakin meningkat. Sebagai contoh, atap ubin atau slites solar dapat menggantikan bahan atap konvsional. Modul film yang fleksibel bahkan dapat diintegrasikan menjadi atap vaulted, ketika modul semi transparan menyediakan percampuran yang menarik antara bayangan dengan sinar matahari. Sel photovoltaic juga dapat digunakan untuk menyediakan tenaga maksimum ke gedung pada saat hari di musim panas ketika sistem AC membutuhkan energi yang besar, hal itu membantu mengurangi beban maskimum elektik.Baik dalam skala besar maupun skala kecil photovoltaic dapat mengantarkan tenaga ke jaringan listrik, atau dapat disimpan dalam selnya.



Pembangkit Listrik Tenaga Panas Matahari

Kaca-kaca besar mengkonsetrasikan cahaya matahari ke satu garis atau titik. Panas yang dihasilakan digunakan untuk menghasilkan uap panas. Panasnya, tekanan uap panas yang tinggi digunakan untuk menjalankan turbin yang menghasilkan listrik. Di wilayah yang disinari matahari, Pembangkit Listrik Tenaga matahari dapat menjamin pembagian besar produksi listrik

Berdasarkan proyeksi dari tingkat arus hanya 354MW, pada tahun 2015 kapasitas total pemasangan pembangkit tenaga panas matahari akan melampaui 5000 MW. Pada tahun 2020, tambahan kapasitas akan naik pada tingkat sampai 4500 MW setiap tahunnya dan total pemasangan kapasitas tenaga panas matahari di seluruh dunia dapat mencapai hampir 30.000 MW- cukup untuk memberikan daya untuk 30 juta rumah.

Pemanas dan Pendingin Tenaga Matahari

Panas tenaga matahari menggunakan panas matahari secara langsung. Pengumpul panas matahari  diatas atapmu dapat menyediakan air panas untuk rumahmu, dan membantu menghangatkan rumahmu. Sistem panas matahari berdasarkan prinsip sederhana yang telah dikenal selama berabad-abad: matahari memanaskan air yang mengisi bejana gelap. Teknologi tenaga panas matahari yang ada di pasar saat ini sangat efisien dan bisa diandalkan. Saat ini pasar menyediakan tenaga matahari untuk aplikasi dengan cakupan luas, dari pemanas air domestik dan pemanas ruangan di perumahan dan gedung –gedung komersial, sampai pemanas kolam renang, tenaga matahari-pendingin, proses pemanasan industri  dan memproses air menjadi tawar.

Saat ini produksi pemanas air panas domestik merupakan aplikasi paling umum untuk tenaga panas matahari. Di beberapa negara hal ini telah menjadi sarana yang umum digunakan oleh gedung tempat tinggal. Tergantung pada kondisi dan konfigurasi sistem, kebutuhan air panas dapat disediakan oleh tenaga matahari hingga 100% . Sistem yang lebih besar dapat ditambahkan untuk menutupi bagian penting dari kebutuhan energi untuk pemanas ruangan. Ada dua tipe teknologi: Tabung vakum- penyedot di dalam tabung vakum menyedot radiasi dari matahari dan memanaskan cairan di dalam, seperti di panel tenaga matahari datar. Tambahan radiasi diambil dari reflektor di belakang tabung. Bentuk bundar tabung vakum membuat cahaya matahari dari berbagai sudut dapat mencapai penyerap secara langsung. Bahkan di saat mendung, ketika cahaya datang dari banyak sudut pada saat bersamaan, tabung vakum kolektor tetap dapat efektif. Kolektor solar panel datar- pada dasarnya merupakan kotak yang ditutupi kaca yang ditaruh di atap seperti cahaya langit. Di dalam kotak terdapat serangkaian tabung pemotong dengan sirip pemotong terpasang. Seluruh struktur dilapisi substansi hitam yang didesain untuk menangkap sinar matahari. Sinar ini memanaskan air dan campuran bahan anti beku, yang beredar dari kolektor turun ke pemanas air di bawah tanah.

Pendingin tenaga matahari: Pendingin tenaga matahari menggunakan sumber energi panas untuk menghasilkan dingin dan /atau mengurangi kelembaban udara dengan cara yang sama dengan lemari pendingin atau AC konvensional. Aplikasi ini cocok dengan energi panas matahari, sejalan dengan meningkatnya permintaan pendingin ketika panas matahari banyak. Pendingin tenaga matahari telah sukses didemonstrasikan. Penggunaan skala besar dapat diharapkan di masa depan, sejalan dengan berkurangnya biaya teknologi ini, terutama untuk sistem skala kecil.

sumber: http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/perubahan-iklim-global/Energi-Bersih/Energi_matahari/

Tambahkan komentar kamu!

Kamis, 20 Maret 2014

Jenis Jenis Tanah


Tanah merupakan salah satu komponen kehidupan yang paling penting dalam kehidupan manusia dan makhluk hidup lain. Tanah menyediakan berbagai macam sumber daya alam yang sangat penting untuk menunjang kelangsungan hidup makhluk hidup diatas bumi ini. Tidak dapat disangkal pula bahwa seluruh manusia hidup dan menggantungkan kehidupannya diatas tanah. Itulah mengapa kelestarian tanah sangat perlu untuk terus dijaga.

Pengertian Tanah

Tanah dapat didefinisikan sebagai lapisan teratas dari kulit bumi yang terbentuk oleh bahan organik maupun anorganik serta menjadi media untuk tumbuh dan berkembangnya tanaman. Bahan organik yang menyusun tanah berasal dari jasad-jasad makhluk hidup yang telah mati. Sementara itu, bahan anorganik berasal dari benda-benda mati seperti batu-batuan yang telah melapuk, ataupun dari berbagai jenis bahan mineral.

Pelapukan yang terjadi pada batuan hingga menjadi tanah dapat dipengaruhi oleh berbagi faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelapukan batuan tersebut antara lain:

1. Iklim

Pengaruh iklim dapat berupa suhu dan curah hujan di suatu daerah. Semakin tinggi suhu dan curah hujan di suatu tempat, maka pelapukan yang terjadi pada batuan akan semakin cepat .

2. Jenis batuan

Satu jenis batuan dengan batuan lain akan tidak sama proses pelapukannya.

3. Waktu

Umur terbentuknya suatu batuan akan sangat berpengaruh dalam terjadinya pelapukan.

Selain karena faktor-faktor diatas, jenis-jenis pelapukan pada berbagai jenis batuan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut:
Pelapukan biologis, yaitu pelapukan yang disebabkan oleh aktifitas makhluk hidup pada sebuah batuan, lumut adalah salah satu contohnya. Lumut dapat mengeluarkan sebuah zat yang bersifat asam sehingga batuan yang ditumbuhi lumut akan semakin cepat mengalami pelapukan. Selain lumut, akar pohon-pohon besar yang menghujam batuan akan semakin mempercepat pelapukan karena akan memecah batuan yang dihujamnya.
Pelapukan fisika, yaitu pelapukan yang disebabkan faktor-faktor dari alam misalnya cuaca, suhu, sinar matahari, dan angin. Sebagai contohnya suhu yang sangat tinggi di siang hari akan membuat batuan menjati terpanaskan dan mengembang. Sementara itu di malam hari suhu udara menjadi sangat rendah sehingga batuan mengalami pengerutan. Karena batuan mengalami pengkerutan dan pengembangan secara bergantian, maka lama-lama batuan akan retak dan akan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
Pelapukan kimia, yaitu pelapukan batuan yang disebabkan oleh pengaruh bahan kimia. Salah satu contoh pelapukan kimia adalah yang disebabkan oleh hujan asam.
Jenis-jenis Tanah

1. Tanah Laterit

Tanah laterit merupakan jenis tanah yang memiliki sedikit sekali unsur hara sehingga kurang subur. Pada awalnya tanah ini kaya akan unsur hara, namun karena tererosi oleh air, tanah ini menjadi tandus dan sulit untuk ditanami. Tanah jenis ini biasanya berwarna merah atau kekuning-kuningan dan banyak dijumpai di Gunung Kidul, Kalimantan Barat, dan Lampung. Tanah jenis laterit juga biasa digunakan sebagai salah satu bahan baku kerajinan gerabah.

2. Tanah Vulkanis

Sesuai dengan namanya, tanah ini terbentuk dari abu vulkanis yang telah mengalami pelapukan. Tanah jenis ini bersifat sangat subur, sehingga cocok untuk dijadikan sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Tanah vulkanis banyak terdapat disekitar gunung berapi di Pulau jawa, Bali, Lombok, dan Sumatera. Tanah jenis ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
Regosol, tanah ini mempunyai karakteristik berbutir kasar, berwarna kelabu, dan mengandung sedikit sekali bahan organik. Tanah jenis ini sangat cocok untuk ditanami tanaman jenis palawija dan banyak terdapat di daerah Sumatera dan Jawa.
Latosol, memiliki warna merah dan kekuning-kuninagan, dan mempunyai kandungan unsur organik yang sedang. Tanah jenis ini banyak ditemui di Jawa, Lombok, dan Bali.
3. Tanah Organosol

Tanah jenis ini terbentuk dari bahan organik dan biasanya bersifat subur. Tanah organosol dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
Gambut, tanah ini tidak cocok untuk dijadikan lahan pertanian karena sifatnya yang terlalu basah. Tanah gambut banyak ditemukan di daerah rawa-rawa seperti di Kalimantan Barat, Pantai timur Sumatera, dan Papua.
Humus, tanah ini sifatnya sangat subur karena berasal dari hasil pembusukan bahan-bahanorganik. Tanah ini banyak dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan banyak ditemukan di Pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.
4. Tanah Aluvial

Tanah ini berupa lumpur dan pasir halus yang terbawa oleh aliran sungai lalu mengendap disepanjang aliran sungai. Kandungan unsur hara pada tanah aluvial tergantung pada unsur induk penyusunnya. Tanah ini banyak terdapat di daerah Jawa bagian utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Sumatera bagian timur.

5. Tanah Litosol

Tanah jenis ini bersifat agak keras karena terbentuk dari pelapukan batu yang belum sempurna. Tanah litosol kurang cocok untuk dijadikan sebagai lahan pertanian karena unsur haranya yang sangat rendah. Tanah jenis ini tersebar merata hampir diseluruh daerah Indonesia.

6. Tanah Kapur atau Mediteran

Tanah kapur berasal dari batu gamping yang telah melapuk. Pada umumnya jenis tanah ini kurang subur, namun sangat baik untuk ditanami pohon jati, palawija, dan lain-lain.

7. Tanah Mergel

Tanah mergel terbentuk karena proses penghancuran batu oleh air hujan yang tidak sempurna. Tanah ini terdiri atas batu kapur, pasir, dan tanah liat. Tanah jenis ini banyak terdapat di daerah Kediri, Madiun, dan Nusa Tenggara Barat. Jenis tanah mergel sangat cocok untuk ditanami pohon jati.

sumber: http://iwak-pithik.blogspot.com

Tambahkan komentar kamu!

Apa ya fungsi EM4 serta manfaatnya dalam pengomposan dan pengertian nyaaa...?


EM merupakan campuran  dari mikroorganisme  bermanfaat yang terdiri  dari lima kelompok, 10  Genius 80 Spesies dan  setelah di lahan menjadi  125 Spesies.
EM berupa  larutan coklat dengan pH  3,5-4,0. Terdiri dari  mikroorganisme Aerob  dan anaerob. Meski  berbeda, dalam tanah  memberikan multiple  efect yang secara  dramatis meningkatkan  mikro flora tanah.
Bahan  terlarut seperti asam  amino, sacharida, alkohol  dapat diserap langsung  oleh akar tanaman.  Kandungan EM terdiri  dari bakteri fotosintetik,  bakteri asam laktat,  actinomicetes, ragi dan  jamur fermentasi.

Bakteri fotosintetik  membentuk zat-zat  bermanfaat yang  menghasilkan asam  amino, asam nukleat dan  zat-zat bioaktif yang  berasal dari gas  berbahaya dan berfungsi  untuk mengikat nitrogen  dari udara. Bakteri asam  laktat berfungsi untuk  fermentasi bahan  organik jadi asam laktat,  percepat perombakan  bahan organik, lignin dan  cellulose, dan menekan  pathogen dengan asam  laktat yang dihasilkan.  Actinomicetes  menghasilkan zat anti  mikroba dari asam amino  yang dihasilkan bakteri  fotosintetik. Ragi  menghasilkan zat anti  biotik, menghasilkan  enzim dan hormon,  sekresi ragi menjadi  substrat untuk  mikroorganisme effektif  bakteri asam laktat  actinomicetes.  Cendawan fermentasi  mampu mengurai bahan  organik secara cepat  yang menghasilkan  alkohol ester anti  mikroba, menghilangkan  bau busuk, mencegah  serangga dan ulat  merugikan dengan  menghilangkan pakan.

Fungsi EM untuk  mengaktifkan bakteri  pelarut, meningkatkan  kandungan humus  tanahlactobonillus  sehingga mampu  memfermentasikan  bahan organik menjadi  asam amino. Bila  disemprotkan di daun  mampu meningkatkan  jumlah klorofil,  fotosintesis meningkat  dan percepat  kematangan buah dan  mengurangi buah busuk.  Juga berfungsi untuk  mengikat nitrogen dari  udara, menghasilkan  senyawa yang berfunsi  antioksidan, menekan  bau limbah,  menggemburkan tanah,  meningkatkan daya  dukung lahan,  meningkatkan cita rasa  produksi pangan,  perpanjang daya simpan  produksi pertanian,  meningkatkan kualitas  daging, meningkatkan  kualitas air dan  mengurangi molaritas  Benur.

Jenis-jenis EM yang ada  seperti EM1 yang berupa  media padat berbentuk  butiran yang  mengandung 90%  actinomicetes. Berfungsi  untuk mempercepat  proses pembentukan  kompos dalam tanah.

EM2 terdiri dari 80  species yang disusun  berdasarkan  perbandingan tertentu.  Berbentuk kultur dalam  kaldu ikan dengan pH  8,5. dalam tanah  mengeluarkan antibiotik  untuk menekan patogen.

EM3 terdiri dari 95%  bakteri fotosintetik  dengan pH 8,5 dalam  kaldu ikan yang  berfungsi membantu  tugas EM2. Sakarida dan  asam amino disintesa  oleh bakteri fotosintetik  sehingga secara langsung  dapat diserap tanaman.

EM4 terdiri dari 95%  lactobacillus yang  berfungsi menguraikan  bahan organik tanpa  menimbulkan panas  tinggi karena  mikroorganisme anaerob  bekerja dengan  kekuatan enzim.


Source: http://www.wattpad.com/311953-menakar-komposisi-kandungan-em4

EM4 Untuk Pertanian
Pemberian bahan organic ke dalam tanah tanpa inokulasi EM-4 Pertanian akan menyebabkan pembusukan bahan organic yang terkadang akan menghasilkan unsur anorganic sehingga akan menghasilkan panas dan gas beracun yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

Selain mendekomposisi bahan organic di dalam tanah, EM-4 Pertanian juga merangsang perkembangan mikroorganisme lainnya yang menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman, misalnya bakteri pengikat nitrogen, bakteri pelarut fosfat dan mikoriza. Mikoriza membantu tumbuhan menyerap fosfat di sekilingnya. Ion fosfat dalam tanah yang sulit bergerak menyebabkan tanah kekurangan fosfat. Dengan EM-4 Pertanian hife mikoriza dapat meluas dari misellium dan memindahkan fosfat secara langsung kepada inang dan mikroorganisme yang bersifat antagonis terhadap tanaman. EM-4 Pertanian juga melindungi tanaman dari serangan penyakit karena sifat antagonisnya terhadap pathogen yang dapat menekan jumlah pathogen di dalam tanah atau pada tubuh tanaman.

Kode : EM4
Kategori : Pupuk Organik
Klasifikasi : Pertanian
Kegunaan :
Manfaat EM-4 Pertanian

- Memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
- Meningkatkan produksi tanaman dan menjaga kestabilan produksi.
- Memfermentasi dan mendekomposisi bahan organik tanah dengan cepat (Bokashi).
- Menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
- Meningkatkan keragaman mikroba yang menguntungkan di dalam tanah.

Komposisi :
100% Microorganisms
http://pakoles.com/


Tambahkan komentar kamu!

Minggu, 09 Maret 2014

Budidaya Mangga Dalam Pot

Budidaya Mangga Dalam Pot
Tanaman Buah dalam Pot 
Bagi mereka yang tidak memiliki lahan yang tidak begitu luas, budidaya mangga dalam pot adalah cara praktis. Apalagi kini budidaya mangga dalam pot semakin banyak digemari karena cara ini bisa jadi alternatif penanaman bila halaman sempit. Yang membuat mempesona juga adalah bila
kita melihat buahnya yang bergelantungan, membuat tetamu kita yang berkunjung pada ‘ngiler’ pingin memetiknya. Ujung-ujungnya, biasanya pada tanya, beli bibitnya di mana, ya...? Aku mau juga toh...gimana kalo yang pot satunya dibeli saja...Itung-itung nolongi saya, lah...! nah, itu tandanya ciri-ciri bahwa Anda sebentar lagi akan jadi pengusaha tanaman.
Salah satu yang perlu kita tekuni dalam bercocok tanam adalah budidaya mangga dalam pot. Namun demikian, budidaya mangga dalam pot belum tentu bisa diharapkan hasilnya. Maka dari itu, perlu diketahui teknik-teknik dan cara budidaya mangga dalam pot , seperti sejak memilih bibit, penanaman, pemupukan, perawatan, hingga panen atau memetik hasilnya.
Deskripsi tentang Mangga baca di sini

Berikut Teknik dan Cara Budidaya Mangga dalam Pot
Persyaratan
Agar tanaman dalam pot rajin berbuah, ada paling tidak ada lima syarat tumbuh atau faktor yang jadi pertimbangan, yaitu:
Pemilihan jenis tanaman yang sesuai dengan lokasi penanaman.
Kedua, pemilihan bibit tanaman
Diikuti pemilihan media tanam dan pot
Lalu pemupukan yang efektif dan terakhir
pengendalian hama dan penyakit tanaman
Pemilihan Bibit
Kalau memilih bibit perhatikan varietasnya. Cari varietas mangga yang gampang berbuahnya, seperti ; manalagi, arumanis. Jangan tanam bibit dari bijinya, kelamaan, kapan mau makan buahnya. Tanamlah cangkokannya atau dari hasil okulasi. Bibit ini akan lebih cepat berbuah dibanding yang berasal dari biji.
Persiapan Pot
Kalau untuk phon mangga,jelaslah ukuran pot harus disesuaikan dengan tinggi tanaman. Misalnya tingginya 1,5 meter, pot yang digunakan sebaiknya drum berdiameter 60 cm yang dipotong setengah bagian. Dasar pot harus dibuat lubang untuk membuang kelebihan air.
Media Tanam
Media tanam yang digunakan umum berupa campuran tanah, humus, kompos pupuk kandang atau serbuk gergaji. Perbandingan keempat bahan itu bisa 1:1:1:1. Tanaman mangga menyukai media yang gembur, berbutir-butir, dan banyak mengandung unsur hara
.
Penanaman

Isi terlebih dahulu dasar pot dengan serutan gergaji. Hal ini aga kelebihan air mudah keluar. Masukkan tanaman lalu isi dengan media tanaman. Ketinggian media tanam kira-kira ¾ dari tinggi pot. Siram media perlahan-lahan agar memadat secara alami dan tanaman cepat segar kembali.
Penyiraman
Pada awal penanaman harus disiram secara teratur setiap hari, pagi dan sore. Jika media dalam pot cepat kering, terutama saat musim kemarau, penyiraman boleh dilakukan 2 kali sehari. Volume penyiraman jangan berlebihan sebab membuat media tanam keluar dari pot.

Pemupukan
Tanaman sangat membutuhkan unsur hara untuk hidupnya. Itulah sebabnya perlu dipupuk. Jenis pupu k yang diberikan dapat berupa pupuk anorganik maupun organik. Pupuk anorganik misalnya, urea, NPK. Sedangkan pupuk organik seperti pupu kandang, kompos. Pupuk tersebut diberikan dengan cara ditaburkan dan kemudian disiram. Untuk pupu kandang, harus sudah matang saat diberikan. Cirinya, berbentuk remah, tidak berbau, dan tidak terasa panas saat dipegang.
Penanggulangan Hama
Tanaman mangga sering terserang ham, seperti kutu, lalat, bisul, ulat, dan binatang penggerek. Bila serangan hama itu muncul, segera semprot dengan insetisida. Penyemprotan dengan insektisida baru dilakukan bila memang diperlukan. Penyemprotan setiap minggu tidak dianjutkan karena akan mengganggu populasi serangga penyerbuk bunga.
Panen
Mangga cangkokan mulai berbuah pada umur 4 tahun, mangga okulasi pada umur 5-6 tahun. Banyaknya buah panen pertama hanya 10-15 buah, pada tahun ke 10 jumlah buah dapat mencapai 300-500 buah/pohon. Panen besar biasanya jatuh di bulan September-Oktober. Tanda buah sudah dapat dipanen adalah adanya buah yang jatuh karena matang sedikitnya 1 buah/pohon, warna buah arumanis/manalagi berubah menjadi hijau tua kebiruan, warna buah mangga golek/gedok berubah menjadi kuning/merah Buah yang dipetik harus masih keras.
Cara Panen
Pada saat pemetikan, buah jangan sampai terpotong, tercongkel atau jatuh sampai memar. Buah dipetik di sore hari dengan menggunakan pisau tajam atau dengan galah yang diujungnya terdapat pisau dan keranjang penampung buah. Di Indonesia pohon mangga berbunga satu tahun sekali sehingga panen dilakukan satu periode dalam satu tahun. Dari satu pohon, buah tidak akan masak bersamaan sehingga dilakukan beberapa kali panen.
sumber:budidaya-mangga-dalam-pot
Tambahkan komentar kamu!

Selasa, 04 Maret 2014

BUDIDAYA CABE ORGANIK DALAM POT/ POLIBAG



Cabai yang tumbuh subur secara organik bisa kita gunakan untuk keperluan memasak sendiri dan sisanya bisa kita bagi ke tetangga. Bahkan jika kita menanam sampai ratusan polibag  kita bisa menjual hasil panen kita. Jika kita menanam secara benar, produksi budidaya cabe organik dalam polibag tidak kalah dengan yang ditanam dilahan. Justru menurut pengalaman maspary menanam cabe organik dalam polibag atau pot lebih mudah pengelolaannya dalam hal pemupukan maupun pengendalian hama penyakit.
Hal-hal yang perlu kita persiapkan sebelum kita menanam cabe organik dalam pot/ polibag adalah:
  1. Polibag atau pot yang tidak terlalu kecil minimal diameter 25 cm, kalau cabe rawit harus lebih besar lagi lebih dari 35 cm
  2. Media tanam berupa tanah yang telah dicampur dengan pupuk organik dengan perbandingan 1 : 1
  3. Ember dan gayung/ gembor.
  4. Handsprayer
  5. Benih cabe
  6. Pestisida organik (beberapa telah maspary tulis pada artikel yang lalu)
  7. Pupuk organik cair  seperti Solbi agro, bisa juga kita gunakan MOL /mikroorganisme lokal. Juga telah maspary tulis beberapa jenis MOL dan fungsinya.
Cara Penanam cabe organik dalam pot/ polybag :
  1. Semai dulu biji cabe yang telah kita persiapkan. Benih cabe bisa kita beli di kios pertanian atau membuat sendiri dengan mensortir cabe yang bagus, kita ambil bijinya lalu kita kering anginkan. Penyemaian bisa kita lakukan di pot, polybag atau tempayan serta wadh yang lain.
  2. Sementara menunggu bibit cabe siap sebaiknya kita persiapkan media semai dalam polybag atau pot. Jangan lupa tanahnya kita campur dengan pupuk organik dengan perbandingan 1 : 1. Setelah itu media kita siram dengan PGPR.
  3. Setelah berdaun lima (kira-kira umur 3-5 minggu) cabe kita tanam dalam media polybag atau pot yang telah kita persiapkan. 2-3 hari sebelum kita tanami bibit cabe media tanam dalam polybag sebaiknya kita siram dengan larutan MOL sampai basah
  4. Setelah kita tanam sebaiknya polybag/ pot kita letakkan di tempat yang teduh sampai kira-kira 1 minggu, baru kita tempatkan pada lokasi yang dapat cahaya penuh. Jangan letakkan tempat yang teduh terus, nanti tanaman cabe akan mengalami etiolase (panjang dan lemas tapi buah sedikit).
  5. Rawat tanaman cabe secara hati-hati, siram jika tanahnya kering dan minimal 1 minggu sekali kita siram dengan MOL dan kita semprot dengan pestisida nabati yang dengan mudah bisa kita buat sendiri.
  6. Buang tunas air/ tunas yang tumbuh di bawah cabang pertama.
  7. Amati adanya serangan hama dan penyakit, jika terjadi gejala serangan harus cepat kita atasi secara mekanik (kita ambil hama dan daun yang terserang tersebut, lalu kita pisahkan tanaman yang sehat dan yang sakit agar mudah dalam pengelolaan hama maupun penyakit). Jika musim kemarau sebaiknya sering disiram daunnya untuk mengurangi serangan kutu, sebaliknya jika musim hujan harus kita perjarang tanaman cabe kita agar tidak terlalu rimbun.
  8. Tunggu sampai tanaman cabe berbuah dan bisa kita petik serta kita nikmati pedasnya.

    Sumber & Prana Luar


Tambahkan komentar kamu!

Jumat, 08 November 2013

Inilah Cara menanam anggur di pot supaya cepat berbuah



menanam anggur dalam pot (gb. dr. thomasgrape.blogspot)

Mau punya tanaman anggur dirumah? Atau ingin bisa memetik tanaman anggur sendiri dari kebun sendiri? berikut tips yang diberikan oleh rekan yang ada di internet, tentang cara menanam anggur di pot supaya cepat berbuah! Monggo disimak!
cara menanam anggur dalam pot

Tanaman anggur selain dapat di tanama di kebun juga dapat ditanam di dalam pot, dan tidak hanya cukup dengan keindahan bentuk tanamannya saja yang kita dapat tetapi kindahannya itu dapat dilengkapi dengan buah yang bergelantungan di dahan-dahan kecilnya.

Pemandangan yang indah seperti itu bisa kita ciptakan disekitar lingkungan rumah kita, tentunya dengan cara-cara sesuai dengan aturan yang benar serta memahami  karakter tanaman tersebut supaya tidak malas berbuah.

Salah satu kelebihan menanam anggur di dalam pot ini kita bisa membentuk tanaman tersebut seindah mungkin, dengan membentuk percabangannya apalagi ditambah dengan munculnya buah-buah yang kelihatan segar.

Walaupun tujuannya untuk menghiasi lingkungan rumah atau dijadikan tanaman hias namun buah yang dihasilkan dapat dimakan juga, dan tidak hanya itu saja kelebihannya, tanaman anggur dalam pot yang sudah berbuah dan memiliki bentuk yang indah akan memiliki nilai jual yang cukup tinggi dibanding bibit anggur yang hanya ditanam di polybag saja dan tidak berbentuk.

Tidak ada slahnya dong,.. apabila hoby Anda dapat menghasilkan uang tambahan, tetapi dengan syarat Anda harus kreativ dalam membentuk tanaman anggur tersebut.
Ok, kita lanjut saja ke poko intinya, yaitu cara atau tahapan-tahapan agar tanaman anggur ini bisa indah ketika tampil di dalam pot :

1.    Pemilihan Pot
Langkah awal setelah adanya bibit kita menentukan pot yang akan digunakan, perlu diingat, karena tujuan kita menciptakan keindahan tanaman hias maka pot harus yang bagus dan baik, sperti pot semen, pot plastic, atau pot tanah. Diameter permukaan pot harus lebih besar daripada permukaan bawah atau sama besarnya.

Namun dari berbagai macam jenis bahan pot yang lebih baik untuk tanaman anggur adalah pot yang berbahan dasar tanah, hal ini cukup baik pengaruhnya bagi tanaman, karena pot dari bahan dasar tanah memiliki pori-pori pada bagian dasarnya yang dapat menyerap air.

Sehingga akar tanaman tidak mudah kekeringan apabila terlambat menyiram dan tidak akan lebab apabila terlalu banyak air penyiraman, maka gunakan lah pot yang terbuat dari tanah. Untuk menunjang keindahan tanaman, pot dari bahan dasar tanah ini sekarang banyak yang memiliki ukiran-ukiran cantik pada bagian luarnya.


2.    Media Tanam
Media tanam yang digunakan untuk tanaman anggur di dalam pot harus sesuai dengan karakteristik tanaman. Media tanam yang cocok untuk anggur adalah pasir dan pupuk kandang, kenapa pasir? Karena pasir mudah ditembus oleh akar tanaman aggur.
Sebelum dimasukan kedalam pot pasir dan pupuk kandang diaduk terlebih dahulu. Untuk lebih bagus lagi sepertiga bagian bawah pot diisi oleh tanah gembur, supaya menghambat keluarnya air dari pot.

3.    Cara Menanam Ke Dalam Pot
Pertama masukan pecahan batu bata atau genting pada dasar pot, kemudian masukan media tanam yang sudah dicampur rata, isi pot sampai hampir penuh. Kemudian buat lubang tanam ditengahnya lebih besar sedikit dari polybag yang dipakai bibit.

Selanjutnya polybag dilepas dan masukan bibit tersebut pada lubang yang telah disediakan, atur posisi tanaman agar kelihatan tegak, selanjutnya tutup permukaan dengan media tanam lagi.
Kemudian siram tanaman tersebut, ketika selesai penyiraman maka permukaan tanah akan menurun hingga 5 cm dari bibir pot, hal ini terjadi karena pemadatan media tanam. Selanjutnya simpan tanaman tersebut di tempat yang terkena sinar matahari secara penuh.

4.    Perawatan Tanaman
Perwatan yang dilakukan pada tanaman anggur yang ada di dalam pot sama halnya seperti merawat anggur yang ditanam di kebun. Namun, perawatan tidak sesulit yang dilakukan di kebun. Hal-hal perlu diperhatikan dalm merawat tanaman anggur dalam pot ini antara lain:

•    Penyiraman. Untuk melakukan penyiraman tanaman anggur dalam pot dilakukan setiap hari, dan waktunya pada sore hari. Kemudian pada waktu penyiraman harus hati-hati supaya percikan air tidak merusak media tanam yang berupa pasir dan pupuk kandang yang mudah bergerak apabila terkena air, jangan sampai merubah posisi akar.
•    Pemberian Ajir. Fungsi ajir pada tanaman anggur sangat penting, agar bibit anggur tumbuh lurus. Ajir bisa berupa kayu atau bilah bamboo setebal 1,5 cm dengan panjang 1 m. ajir ini hanya berfungsi sebagai penyangga bibit sampai tiba waktu pemangkasan pertama.

Pada awal penanaman, bibit anggur diikat longgar dengan ajir. Dalm pertumbuhannya, tanaman anggur dengan sendirinya akan tumbuh memanjat dengan bantuan sulur.
Untuk memperoleh cabang yang menarik, pohon anggur harus diberi penopang yang berfungsi sebagai panjatan. Panjatan ini ditanam di dalam pot, berupa bilah bambu setebal 2 cm dengan panjang 1,5 m yang berupa lilitan kawat. 
Satu pot diberi empat bilahan bambu yang ditancapkan dipinggir pot. Penopang bambu ini akan menjadikan tanaman anggur dalam pot bisa dilihat dari berbagai arah. Bentuk percambahannya pun dapat diatur sehingga dapat berbentuk bulat seperti bola, slinder, atau paying.
Pemupukan. Tanaman angggur yang baru ditanam dalam pot dapat diberi pupuk urea, dosis yang diberikan cukup satu sendok makan. Pupuk tersebut diberikan setiap dua minggu sekali sampai tanaman berumur tiga bulan.Setelah berumur tiga bulan, pupuk yang diberikan diperbanyak menjadi dua sendok makan . pupuk diberikan sebulan sekali.

5.    Supaya Tanaman Cepat Berbuah
Hal yang terpenting supaya mempercepat tumbuh buah yaitu pemangkasan pada ranting yang menyebabkan bunga keluar dan cabang tersier. Ketika cabang tersier sudah berwarna coklat atau sudah berumur tiga bulan, pemangkasan boleh dilakukan.

Pemangkasan hanya dilakukan pada cabang tersier dengan mata tunas menonjol. Pemangkasan ini dilakukan pada ruas keempat atau kelima dari pangkal cabang.

Pada pemangkasan pertama, malai bunga yang muncul biasanya masih berukuran kecil. Jumlah malai berangsur-angsur akan bertambah pada pemangkasan kedua, ketiga, dan seterusnya
Bunga yang muncul setelah pemangkasan lama-kelamaan akan mekar dan menghasilkan buah-buah kecil berwarna hijau. Buah ini akan terus berkembang dan mencapai pertumbuhan maksimal setelah 105-110 hari sejak pemangkasan.

Pada masa pertumbuhan buah, tanaman anggur di dalam pot perlu disiram setiap hari dan pemupukan dilakukan setiap bulan. Adapun pupuk yang diberikan berupa NPK sebanyak dua sendok makan.

Cara Menanam Cabe Rawit dalam Pot


bila anda ingin punya tanaman cabe rawit dirumah, tak ada salahnya mencoba menanam cabe dalam pot. enak untuk hoby ataupun melepas lelah setelah kerja, bahkan bisa digeluti untuk lebih menghasilkan uang. simak cara menanam cabe dalam pot dibawah ini yang diambil dari carabudidaya dot com
--------------------------------------

LANGKAH KEGIATAN :
1. Menyiapkan Bibit dengan cara :
  • Pilih buah cabe yang sehat, lebih besar dari yang lainnya dan matang sempurna.
  • Buang bagian pangkal dan ujungnya.
  • Sayat bagian buah yang tersisa, kemudian ambil bijinya.
  • Jemur ditempat yang tidak terkena sinar matahari langsung selama tiga hari.
2. Menyemai benih, dengan cara :
  • Rendam benih dengan air hangat selama kurang lebih 30 menit.
  • Rendam sehari semalam dalam larutan perangsang akar.
  • Benih mengapung setelah direndam harus dibuang, karena pertumbuhannya tidak akan maksimal. Benih yang tenggelam bungkus dengan kain basah dan biarkan sehari semalam lagi.
  • Siapkan media semai bersamaan dengan perendaman benih, berupa tanah gembur yang dicampur pupuk kandang, perbandingan 1 : 1. Masukan media semai ke dalam plastik es ber diameter 3-5 cm, tinggi 6 cm dan beri lubang secukupnya, siram larutan perangsang akar.
  • Semaikan benih satu per satu, tutup dengan media, tipis saja, supaya benih tidak terlihat.
  • Jaga kelembaban dan waspada terhadap pencurian benih yang dilakukan semut.
  • Bibit dipindah tanamkan apabila sudah memiliki empat helai daun sempurna.
3. Penanaman
 a. Penyiapan Media Tanam, merupakan tempat berkembangnya akar dalam menunjang pertumbuhan tanaman yakni menyerap makanan yang berupa unsur hara melalui akarnya. Media tanam harus sudah siap paling lambat dua minggu sebelum tanam, terdiri dari tanah gembur atau top soil, kompos, dan pupuk kandang dengan perbandingan volume sama banyak yang diaduk sampai tercampur rata, kemudian masukan ke pot/polybag yang memiliki diameter minimal 30 cm.
Fungsi bahan media tanam :
  • Tanah untuk mengikat unsur hara yang diserap oleh akar dengan prinsip pertukaran kation.
  • Kompos untuk menjaga
  • Pupu Kandang untuk menjamin tersedianya bahan penting untuk pertumbuhan tanaman

b. Seminggu sebelum tanam, media tanam disiram dengan cairan perangsang tumbuh.
c. Bibit ditanam, minimal empat daun sempurna, sehat dan pertumbuhannya bagus.
d. Cara penanamannya :
  • Buat lubang di tengah media, kira-kira lebih besar sedikit dari ukuran media bibit.
  • Buka plastik bibit dengan cara dorong dari bawah dan jari menggenggam bagian atas. hati-hati jangan sampai
  • merusak media dan mengakibatkan akar terputus.
  • Masukan bibit ke lubang yang telah dibuat.
  • Tutup media bibit dengan media bekas pembuatan lubang, lalu ratakan.
  • Siram media tanam dengan air biasa secara merata.
  • Apabila cuaca panas, agar diberi pelindung dari pelepah pisang yang ditekuk menjadi dua bagian, disungkupkan menutupi bibit menyerupai bentuk segitiga sama kaki.
  • 4. Perawatan Tanaman
    • Penyiraman dilakukan secara rutin, setiap pagi dan sore hari, kecuali cuaca hujan
    • Mulai umur 7 hari sampai keluar bunga tanaman dikocor pupuk perangsang tumbuh, cukup diberi satu gelas dan diulang seminggu sekali.
    • Lakukan Perempelan daun-daun tua, bunga pertama dan seluruh tunas yang keluar dari ketiak daun di bawah percabangan pertama.
    • Pencabutan tanaman liar di media tanam sekaligus dengan mengemburkan medianya.
    • Serangan hama atau penyakit, lakukan dengan menyemprotkan pestisida.

     Dibanding dengan bedengan tanah, penyemaian dengan polybag ini lebih menguntungkan,mengurangi resiko kematian bibit muda yang akan dipindahkan ke Polybag besar. Pengunaan polybag untuk pesemaian dipilih yang ukuran lebih kecil ukuran 10 cm, lebar 4-6 cm dan tebal 0.5 mm atau kita pilih ukuran besar seperti untuk  pemindahan akhir.  Polybag yang kita dipasaran biasanya sudh ada lubang aerasi , lubang pengairan. Bila masih kurang banyak di tambah lubang disekliling polybag.

    Polybag yang akan dijadikan tempat pesemaian kita siapkan, masukkan tanah subur, kompos yang banyak mengandung humus. Lebih bagus lagi tanah kompos / humus kita ayak untuk menghilangkan kotoran atau terlalu besar butiran tanah. Kedalam media  itu juga ditambahkan 150 gr TSP atau NPK 80 gr NPK serta 75 gram Pestisida ( bisa menggunakan Furadan,Petrofur, Indofuran, Curater, dll)

    Untuk langkah selanjutnya biarkan polybag 2 -3 hari, untuk meratakan tanah di polybag atau dengan digyang goyang / di angkat angkat agar kerapatan media tanam terjadi.Biasanya media tanam akan menyusut beberapa cm setelah disiram. Basahi Polybag dengan menyiram air kemedia tanam 1 – 2 gayung, dengan slang sampai air hamper jenuh.
    Benih Cabai dapat disemaikan dalam polybag , untuk polybag besar disa diberi lobang dengan  tongkat kecil sedalm 0.5 cm, masukkan biji cabai ataur jaraknya sekitar 3-5 cm . Jumlah benih antara 10 – 15 . lubang tanaman, khusus pakai polybag ukuran lebih kecil, 4 – 6 benih per polybag..

Cara Menanam Tomat dalam Pot

tanaman tomat di pot  ( diambil dari windede . com)
Buah tomat merupakan tanaman sayuran yang sangat di gemari dan mempunyai   gizi  yang sangat tinggi
Akhir-akhir ini masyarakat khususnya perkotaan  memanfaatkan  lahan  yang sempit atau pekarangan rumah menjadi lebih optimal. Yaitu dengan menanam tanaman  sayuran dalam pot yang ditata di pekarangan rumah
II.      PEDOMAN PENANAMAN SAYURAN TOMAT DALAM POT
1.    Seleksi Benih Tomat
Kriteria benih tomat yang bagus adalah:
a.    Tidak cacat/luka
b.    Sehat, tidak menunjukan adanya serangan hama/penyakit.
c.    Bersih dari kotoran
d.   Benih tidak keriput
2.      Penyemaian benih tomat.
Setelah proses penyeleksian terhadap benih tomat kemudian benih tomat didesinfektan dengan cara merendam benih tomat kedalam larutan fungisida, ini bertujuan agar mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit mati, setelah itu baru disemai di persemaian. Setelah benih tumbuh dan berumur  7 – 10 hari bibit dipindah ke dalam  kantong-kantong kecil kemudian dibiarkan selama 17-21 hari.Bibit siap dipindahkan kedalam pot.
3.      Persiapan Pot
Macam-macam pot yang dapat di gunakan  : Pot semen, pot kramik,  pot plastik,  atau pot tanah, polybag, kaleng – kaleng bekas. Pot-pot yang digunakan harus mempunyai  lubang bawah  sehingga air dapat keluar dengan mudah.
4.      Persiapan media tanam.
Media tanam yang digunakan  abu sekam bakar, pupuk kandang, tanah dengan berbandingan         2 : 1 : 1 . Semua media tanam di campur rata kemudian dimasukan kedalam pot.
5.      Penamaman
Setelah pot dan benih berumur 30 hari  maka dilakukan penanaman ke dalam pot/polybag.
6.      Pemeliharaan
Tanaman tomat yang sudah ditanam dalam pot diletakkan  ditempat yang teduh. Setelah tunas baru tumbuh maka pot dapat di pindahkan kepekarangan terbuka,  atau ditempat yang tidak kena cahaya matahari langsung. Penyiraman  dilakukan 2 x sehari pagi dan sore.   Untuk menjaga  tanaman tomat tumbuh tegak maka dipasang ajir/ tongkat.
7.      Pemupukan  Karena tomat termasuk sayuran buah, setelah benih tumbuh menjadi bibit selain diberikan
pupuk N (Urea) tanaman  perlu diberikan pupuk P dan K untuk  merangsang  terjadinya  penbungaan dan buah
8.      Hama dan Penyakit
Hama
  • Ulat tanah, gejala yang timbul terpotongnya pangkal batang dan rebah. Pengendaliannya memberikan furadan 3 G pada  sekitar pangkal batang.
  • Ulat Grayak, gejalanya daun bercak-bercak putih dan berlubang pengendaliannya dengan musuh alami


Penyakit
Busuk Daun, gejalanya  daun bercak-bercak kondisi daun agak basah, lunak,  berwarna hijau kehitam-hitaman. Pengendalian dengan penyemprotan fungisida 
9.      Panen
Tanaman tomat dapat dipanen pada usia 60 -  100 hari setelah tanam
10.  Manfaat Buah Tomat
·      Membantu menurunkan resiko gangguan jantung.
·      Menghilangkan kelelahan dan menambah nafsu makan.
·      Menghambat pertumbuhan sel kanker pada prostat, leher rahim, payudara dan endometrium.
·      Memperlambat penurunan fungsi mata karena pengaruh usia (age-related macular degeneration).
·      Mengurangi resiko radang usus buntu.
·      Membantu menjaga kesehatan organ hati, ginjal, dan mencegah kesulitan buang air besar.
·      Menghilangkan jerawat.
·      Mengobati diare.
·      Meningkatkan jumlah sperma pada pria.
·      Memulihkan fungsi lever.
·      Mengatasi kegemukan.


PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA TOMAT


  • A. Pembibitan


  • 1. Persyaratan Benih
  • Kriteria-kriteria teknis untuk seleksi biji / benih tanaman tomat adalah:
  • a) Pilih biji yang utuh, tidak cacat atau luka, karena biji yang cacat biasanya sulit tumbuh.
  • b) Pilih biji yang sehat, artinya biji tidak menunjukkan adanya serangan hama atau penyakit.
  • c) Benih atau biji bersih dari kotoran.
  • d) Pilih benih atau biji yang tidak keriput.

  • 2. Penyiapan Benih
  • Pengadaan benih tomat dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan cara membeli benih yang telah siap tanam atau dengan membuat benih sendiri. Apabila pengadaan benih dilakukan dengan membeli, hendaknya membeli di toko pertanian yang terpercaya menyediakan benih-benih yang bermutu baik dan telah bersertifikat.


  • B. Teknik penyemaian benih


  • Benih atau biji-biji tomat yang telah terpilih sebelum disemaikan didesinfektan. Caranya, dengan merendam benih kedalan larutan fungisida agar mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit mati.
  • Ada beberapa cara menabur pada bedeng persemaian. Cara pertama, benih tomat ditaburkan merata pada permukaan bedeng, kemudian ditutup tanah tipis-tipis. Bedeng dibuat guritan sedalam 1 cm dengan jarak antar guritan 5 cm, lalu biji ditaburkan kedalan guritan secara merata dan tidak saling tumpuk, kemudian ditutup kembali dengan tanah tipis-tipis. Cara kedua, dengan menanamkan benih pada lubang-lubang tanam yang dibuat dengan jarak 5 cm dan kedalaman lubang tanam sekitar 1 cm. Dalam satu lubang tanam dapat diisikan 1 atau 2 benih, kemudian ditutup tanah tipis-tipis. Cara ketiga, penyemaian dapat langsung dilakukan pada kantong-kantong polybag yang telah diisi media tanam berupa tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Setiap kantong polybag diisi satu benih saja dan tanamkan benih dengan kedalaman sekitar 1 cm. Setelah biji ditanam, media semai sebaiknya dibasahi dengan air.


  • Pemeliharaan Pembibitan / penyemaian
  • Selama awal pertumbuhan, pemeliharaan bibit tanaman di persemaian harus dilakukan secara intensif dengan pengawasan kontinyu. Pemeliharaan bibit meliputi kegiatan-kegiatan:
  • 1. Penyiraman
  • Penyiraman dilakukan sejak benih ditaburkan ke bedeng pesemaian sampai tanaman siap dipindah ke kebun. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore hari. Penyiraman sebaiknya dilakukan dengan menggunakan alat / gembor yang memiliki lubang halus, agar tidak merusak bibit tanaman yang sudah atau baru tumbuh.

  • 2. Penyiangan
  • Penyiangan dapat dilakukan dengan cara langsung mencabuti tanaman pengganggu tanpa peralatan. Penyiangan sebaiknya dilakukan seperlunya saja dengan melihat kondisi tanaman.

  • 3. Pemupukan
  • Pada media persemaian selain diberikan pupuk kandang, sebaiknya juga diberikan pupuk kimia NPK secukupnya sebagai pupuk tambahan yang diberikan setelah benih tumbuh menjadi bibit.

  • 4. Pencegahan dan pemberantasan hama penyakit
  • Hama yang umumnya menyerang benih atau bibit di pesemaian berasal dari golongan serangga, seperti semut dan golongan nematoda, seperti cacing tanah. Penyakit yang sering menyerang dari golongan jamur. Untuk mencegah berkembangnya hama dan penyakit dapat dilakukan sterilisasi tanah. Untuk memberantas hama dan penyakit yang menyerang dapat disemprotkan obat-obatan. Insektisida untuk memberantas hama dari golongan serangga dan fungisida untuk memberantas penyakit yang disebabkan oleh golongan jamur. Nama-nama formulasi yang dapat digunakan antara lain Furadan 3 g, Dithane Hostathion dan Antracol.


  • C. Transfer Bibit


  • Bibit tomat dapat dipindahkan ke kebun setelah berumur 30-45 hari di persemaian. Pada saat dilakukan penanaman ke kebun, sebaiknya dilakukan lagi terhadap bibit-bibit yang telah berumur 30-45 hari agar diperoleh tanaman yang baik pertumbuhannya dan memiliki daya produktivitas tinggi dalam menghasilkan buah. Untuk itu, bibit yang dipilih sebaiknya yang berpenampilan menarik dan baik., Yaitu penampakannya segar dan daun-daunnya tidak rusak. Pilihlah bibit yang kuat, yaitu tegak pertumbuhannya dan pilihlah bibit yang sehat, artinya bibit tidak terserang hama dan penyakit.

  • Waktu yang baik untuk menanam bibit tomat di kebun adalah pagi atau sore hari. Pada saat itu keadaan cuaca belum panas sehingga mencegah kelayuan pada tanaman.
  • Ketika memindahkan bibit di kebun, hendaknya memperhatikan cara-cara yang baik dan benar. Pemindahan bibit yang ceroboh dapat merusak perakaran tanaman, sehingga pada saat bibit telah ditanam maka akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan bahkan mati.


  • Ada beberapa cara pemindahan bibit dari persemaian yaitu:
  • 1. Sistem cabut, yakni bibit yang telah tumbuh di persemaian dan cukup umur dicabut dengan hati-hati. Namun, sebelum dilakukan pencabutan bedeng persemaian harus dibasahi dengan air untuk memudahkan pencabutan dan tidak merusak akar.
  • 2. Sistem rotasi, yaitu bibit diambil beserta tanahnya. Namun, sebelum bibit diambil tanah dibasahi dengan air telebih dahulu.
  • Kedua cara tersebut terutama ditujukan untuk pembibitan yang secara langsung dilakukan pada bedeng tanah persemaian sedangkan untuk bibit yang disemaikan dalam gedung atau polybag cara Pemindahannya adalah basahi atap terlebih dahulu, kemudian keluarkan bibit dari atap beserta tanahnya dengan menyobek kantong polybag.


  • D. Pengolahan Media Tanam


  • Persiapan
  • Pengolahan tanah untuk penanaman bibit di kebun produksi harus memperhitungkan waktu, antara lain lamanya bibit di persemaian hingga dapat dipindah ditanam ke kebun dengan lamanya proses pengolahan tanah sampai siap tanam. Lamanya waktu pembibitan sekitar 30-45 hari, sedangkan lamanya pengolahan tanah yang intensif sampai siap tanam adalah 21 hari. Oleh karena itu, agar tepat waktu penanamannya di kebun, jadwal pengolahan tanahnya sebaiknya dilakukan 1-2 minggu setelah benih disemaikan.


  • Pembukaan Lahan
  • Pengolahan tanah yang intensif pada dasarnya melalui 3 tahap.
  • 1. Tahap pertama adalah membalik agregat tanah sehingga tanah yang berada pada lapisan dalam dapat terangkat ke permukaan. Pengolah tanah tahap ini sebaiknya dilakukan dengan bajak yang ditarik oleh tenaga hewan atau dengan menggunakan traktor. Tanah diolah dengan kedalaman 25 cm-30 cm. Setelah dibajak, tanah dibiarkan selama 1 minggu agar bongkahan-bongkahan tanah hasil pembajakan cukup terkena angin, terkena sinar matahari, dan sehingga terjadi proses oksidasi (pemasaman) zat-zat beracun dari dalam tanah seperti asam sulfida yang sangat membahayakan kehidupan tanaman.
  • 2. Tahap kedua, tanah digemburkan dengan cara dicangkul tipis-tipis sehingga diperoleh struktur tanah yang gembur atau remah, sekaligus untuk meratakannya. Selanjutnya, tanah hasil pengolahan tahap ini dibiarkan selama 1 minggu.
  • 3. Tahap ketiga, dilakukan pemupukan dasar dengan pupuk kandang yang masak sebanyak 15-20 ton / ha. Pemberian pupuk kandang yang belum masak dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, bahkan bisa mematikan tanaman karena akar tanaman tidak kuat menahan panas. Pada tahap ini, tanah yang telah ditaburi pupuk kandang dicangkul kembali tipis-tipis dan diratakan.


  • Pembentukan Bedengan


  • Setelah pengolahan tanah selesai dilakukan, selanjutnya dibuat bedeng-bedeng membujur ke arah Timur Barat agar penyebaran cahaya matahari dapat merata ke seluruh tanaman. Disamping pembuatan bedeng, juga dibuat parit-parit atau selokan untuk irigasi. Bedengan dapat dibuat lebar dengan ukuran lebar 1-1,2 m, panjang disesuaikan dengan kondisi lahannya dan tinggi bedeng 30 cm. Jika penanaman tomat dilakukan pada musim penghujan, bedengan dapat dibuat lebih tinggi yaitu 40-45 cm. Sedangkan ukuran parit dibuat lebar 20-30 cm dan kedalamannya 30 cm. Dengan demikian jarak antar bedeng adalah 20-30 cm. Kemudian pada sekitar petak-petak bedengan dibuat saluran pembuangan air dengan ukuran lebar 50 cm, dan kedalamannya 50 cm.


  • Pengapuran


  • Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pengolahan lahan atau penyiapan lahan adalah pengapuran pada tanah-tanah yang terlalu asam dan tidak sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman. Pengapuran ini diberikan bersamaan dengan saat pengolahan tanah, sebab pada umumnya akar tanaman tidak kuat terhadap pengapuran secara langsung, tanaman dapat menderita gangguan pertumbuhan bahkan dapat mati. Kapur yang dapat digunakan adalah kapur tohor, kapur karbonat, atau kapur tembok. Pengapuran, selain menaikkan nilai pH tanah juga dapat memperbaiki struktur tanah, mendorong aktivitas mikroorganisme tanah dalam membantu proses dekomposisi bahan organik tanah dan menurunkan zat yang bersifat racun tanpa menghilangkan zat-zat penting yang lain. Dosis pengapuran harus memperhatikan nilai pH tanah setempat.

  • Pemupukan


  • Sebelum tanaman tomat ditanam, lahan harus diberi pupuk dasar. Pemupukan bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu:
  • 1. Kompos atau pupuk kandang yang telah jadi tanah dan TSP ditabur secara merata ke seluruh bedengan. Selanjutnya, tanah dicangkul sampai homogen agar kompos atau pupuk kandang dan TSP tercampur merata dengan tanah.
  • 2. Pada jarak yang telah ditentukan dibuat lubang sedalam + 15 cm dan bergaris tengah + 20 cm. Lubang-lubang tersebut kemudian diberi pupuk kandang atau kompos sebanyak 0,5 kg (satu genggam besar) dan diberi TSP sebanyak + 5 gram. Lubang ditimbun tanah, kemudian diaduk-aduk sehingga kompos atau pupuk kandang, TSP dan tanah tercampur rata.


  • Pemberian Mulsa


  • Dewasa ini penggunaan plastik hitam-perak sebagai mulsa (penutup tanah) telah banyak dipergunakan oleh para petani. Penggunaan plastik hitam-perak sebagai mulsa lebih praktis dibandingkan dengan penggunaan sisa-sisa tanaman yang telah mati, misalnya jerami padi.

  • E. Teknik Penanaman


  • Penentuan Pola Tanam
  • Tomat dapat ditanam dengan 2 macam jarak tanam yaitu dengan sistem dirempel dan sistem bebas.
  • 1. Sistem dirempel
  • Jarak tanam sistem ini adalah 50 cm x 50 cm atau 60 cm x 60 cm, bujur sangkar atau segitiga sama sisi. Cara menanam dengan sistem ini maksudnya yaitu tunas-tunas yang tumbuh diambil (dipotong) sedini mungkin, sehingga tanaman hanya memiliki satu batang tanpa cabang.

  • 2. Sistem bebas
  • Ukuran jarak tanam sistem bebas adalah 80 cm x 100 cm; 80 cm x 80 cm; 80 cm x 100 cm; 100 cm x 100 cm. Bentuk yang digunakan dapat berupa bujur sangkar, segipanjang atau segitiga sama sisi. Selain itu dapat juga dilakukan antar barisan berjarak 100 cm, dan dalam barisan berjarak 50-60 cm. Cara menanam dengan sistem ini bertujuan membiarkan tunas-tunas yang tumbuh menjadi cabang-cabang besar dan dapat berubah.


  • Pembuatan Lubang Tanam
  • Bedengan yang telah dipersiapkan untuk penanaman bibit, sehari sebelumnya hendaknya diairi terlebih dahulu supaya basah. Kemudian pada bedeng yang telah tertutup mulsa plastik dibuat lubang tanam dengan diameter 7-8 cm sedalam 15 cm. Lubang-lubang tanam dibuat sesuai dengan jarak tanam yang telah ditentukan.

  • Cara Penanaman
  • Penanaman dapat dilakukan pada musim kemarau dan musim hujan. Bila penanaman dilakukan pada musim kemarau pakailah mulsa plastik hitam perak atau kertas alumunium.Mulsa tersebut harus sudah dipasang di bedengan sebelum bibit ditanam. Ketika tomat ditanam pada musim hujan pasanglah lebih dahulu atap plastik transparan (tembus cahaya) pada bedengan yang akan ditanami.

  • F. Pemeliharaan

  • Penjarangan dan Penyulaman
  • Penyulaman adalah mengganti tanaman yang mati, rusak atau yang pertumbuhannya tidak normal, misalnya tumbuh kerdil. Penyulaman sebaiknya dilakukan seminggu setelah tanam. Namun jika satu minggu sudah terlihat adanya tanaman yang mati, layu, rusak atau pertumbuhannya tidak normal, Penyulaman Sebaiknya segera dilakukan. Hal lain yang juga harus diperhatikan dalam Penyulaman adalah bibit yang digunakan. Bibit yang digunakan untuk menyulam diambil dari bibit cadangan yang telah dipersiapkan sebelumnya bersamaan dengan bibit lain yang bukan bibit cadangan.
  • Cara penyulamannya adalah ketika tanaman yang telah mati, rusak, layu, atau pertumbuhannya tidak normal dicabut, kemudian dibuat lubang tanam baru ditempat tanaman terdahulu, dibersihkan dan diberi Furadan 0,5 gram bila dipandang perlu. Setelah itu, bibit yang baru ditanam pada tempat tanaman terdahulu dengan cara penanaman bibit terdahulu.

  • Penyiangan
  • Gulma yang tumbuh di areal penanaman tomat harus disiangi agar tidak menjadi pesaing dalam mengisap unsur hara. Gulma yang terlalu banyak akan mengurangi unsur hara sehingga tanaman tomat menjadi kerdil. Gulma juga dapat menjadi sarang hama dan penyakit yang akan menyerang tanaman tomat. Pemberian mulsa plastik atau daun-daunan akan mengurangi gulma.
  • Waktu penyiangan dapat dilakukan 3-4 kali tergantung kondisi kebun.

  • Pembubunan
  • Tujuan pembubunan adalah memperbaiki sirkulasi udara dalam tanah dan mengurangi gas-gas atau zat-zat beracun yang ada di dalam tanah sehingga perakaran tanaman akan menjadi lebih sehat dan tanaman akan menjadi cepat besar. Tanah yang padat harus segera digemburkan. Pembubunan dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam agar tidak merusak perakaran tanaman. Luka pada akar akan menjadi tempat penyakit yang berbahaya.

  • Perempalan
  • 1. Tunas yang tumbuh di ketiak daun harus segera dirempel / dipangkas agar tidak menjadi cabang. Perempalan paling lambat dilakukan 1 minggu sekali. Pada tanaman tomat yang tingginya terbatas, perempalannya harus dilakukan dengan hati-hati agar tunas terakhir tidak ikut dirempel sehingga tanaman tidak terlalu pendek.
  • 2. Perempalan yang baik dilakukan pada pagi hari agar luka bekas rempalan cepat kering dengan cara: ujung tunas dipegang dengan tangan yang bersih, lalu digerakkan ke kanan kiri sampai tunas tersebut lepas. Bila terlambat merempel, tunas akan cabang yang besar dan sulit putus.
  • 3. Tunas yang terlanjur menjadi cabang besar harus dipotong dengan pisau atau gunting tajam yang bersih.
  • 4. Ketinggian tanaman tomat dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila jumlah dompolan buah sudah mencapai 5-7 buah.

  • Pemupukan
  • Pemupukan bertujuan merangsang pertumbuhan tanaman. Tata cara pemupukan adalah:
  • 1. Setelah tanaman hidup sekitar 1 minggu setelah ditanam, harus segera diberi pupuk buatan. Dosis pupuk Urea dan KCl dengan perbandingan 1:1 untuk setiap tanaman antara 1-2 gram. Pemupukan dilakukan di sekeliling tanaman pada jarak ± 3 cm dari batang tanaman tomat kemudian pupuk ditutup tanah dan disiram dengan air. Pupuk Urea dan KCl tidak bisa mengenai tanaman karena dapat melukai tanaman.
  • 2. Pemupukan kedua dilakukan saat tanaman berumur 2-3 minggu sesudah tanam berupa campuran Urea dan KCl sebanyak ± 5 gr. Pemupukan dilakukan di sekeliling batang tanaman sejauh ± 5 cm dan dalamnya ± 1 cm kemudian pupuk ditutup tanah dan disiram dengan air.
  • 3. Bila pada umur 4 minggu tanaman masih terlihat belum subur dapat dipupuk lagi dengan Urea dan KCl sebanyak 7 gram. Jarak pemupukan dari batang dibuat makin jauh yaitu ± 7 cm.

  • Pengairan dan Irigasi
  • Kebutuhan air pada budidaya tanaman tomat tidak terlalu banyak, namun tidak bisa kekurangan air. Pemberian air yang berlebihan pada areal tanaman tomat dapat menyebabkan tanaman tomat tumbuh memanjang, tidak mampu menyerap unsur-unsur hara dan mudah terserang penyakit. Kelembaban tanah yang tinggi dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan patogen sehingga tanaman tomat dapat mati keracunan karena kandungan oksigen dalam tanah berkurang. Pori-pori yang terisi oleh air mendesak oksigen keluar dari dalam tanah sehingga tanah menjadi anaerob yang menyebabkan proses oksidasi berubah menjadi proses reduksi. Kondisi tanah yang demikian menyebabkan kerontokan bunga dan menyebabkan pertumbuhan vegetatif berlebihan sehingga mengurangi pertumbuhan dan perkembangan generatif (buah).
  • Kekurangan air yang berkepanjangan pada pertanaman tomat dapat mengganggu pertumbuhan tanaman pada stadia awal, mengakibatkan pecah-pecah pada buah apabila kekurangan air terjadi pada stadia pembentukan hasil dan dapat menyebabkan kerontokan bunga apabila kekurangan air terjadi selama periode pembungaan.

  • Pemasangan Ajir
  • Pemasangan ajir dimaksudkan untuk mencegah tanaman tomat roboh. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
  • 1. Ajir (lanjaran) terbuat dari bambu atau kayu dengan panjang antara 100-175 cm, tergantung dari varietasnya. Untuk penanaman dalam green house yang modern dapat menggunakan tali (warna putih) seperti yang terlihat dalam gambar sebelah.
  • 2. Pemasangan ajir dilakukan sedini mungkin, ketika tanaman masih kecil akar masih pendek, sehingga akar tidak putus tertusuk ajir. Akar yang luka akan memudahkan tanaman terserang penyakit yang masuk lewat luka. Jarak ajir dengan batang tomat ± 10-20 cm.
  • 3. Cara memasang ajir bermacam-macam, misalnya ajir dibuat tegak lurus atau ujung kedua ajir diikat sehingga membentuk segitiga. Agar tidak dimakan rayap, ajir diolesi dengan ter atau minyak tanah.
  • 4. Tanaman tomat yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus segera diikat pada ajir. Pengikatan jangan terlalu erat yang penting tanaman tomat dapat berdiri. Pengikatan dilakukan dengan model angka 8 sehingga tidak terjadi gesekan antara batang tomat dengan ajir yang dapat menimbulkan luka. Tali pengikat, misalnya tali plastik harus dalam kondisi bersih. Setiap bertambah tinggi ± 20 cm, harus dilakukan pengikatan lagi agar batang tomat selalu berdiri tegak.

  • G. Hama dan Penyakit

  • Hama

  • 1. Ulat buah tomat (Heliothis armigera Hubner)
  • Fitur: panjang ulat ± 4 cm dan akan makin panjang pada temperatur rendah. Warna ulat bervariasi dari hijau, hijau kekuning-kuningan, hijau kecoklat-coklatan, kecoklat-coklatan sampai hitam. Pada badan ulat bagian samping ada garis bergelombang memanjang, berwarna lebih muda. Pada tubuhnya terlihat banyak kutil dan berbulu. Telur berbentuk bulat berwarna kekuning-kuningan mengkilap dan sesudah 2-4 hari berubah warna menjadi coklat. Panjang sayap ngengat bila disajikan ± 4 cm dan panjang badan antara 1,5-2,0 cm. Sayap bagian muka berwarna coklat dan sayap belakang berwarna putih dengan tepi coklat.
  • Gejala: ulat ini menyerang daun, bunga dan buah tomat. Ulat ini sering membuat lobang pada buah tomat secara berpindah-pindah. Buah yang dilubangi pada umumnya terkena infeksi sehingga buah menjadi busuk lunak.
  • Pengendalian: (1) ngengat tertarik pada cahaya ultraviolet sehingga dengan sinar tersebut diadakan perangkap; (2) telur dan ulat adapat dikumpulkan dan dibakar atau dinonaktifkan; (3) ditepi kebun ditanam jagung untuk mengurangi serangan pada tanaman tomat; (4) tanaman liar disekitar areal pertanaman tomat dibersihkan; (5) disemprot dengan insektisida misalnya Diazinon dan Cymbush.

  • 2. Kutu daun apish hijau
  • Kutu ini termasuk famili Aphididae dari ordo Hemiptera yang sering disebut Aphis tomat, Aphis tembakau atau Aphis kentang. Kutu hijau ini menjadi vektor (penyalur) virus sehingga tomat dapat terserang penyakit virus. Fitur: kutu ada yang bersayap dan ada yang tidak bersayap. Panjang kutu yang bersayap antara 2-2,5 mm, kepala dan dadanya berwarna coklat sampai hitam dan perutnya hijau kekuning-kuningan. Ukuran antena sepanjang badannya. Panjang kutu yang bersayap antara 1,8-2,3 mm berwarna hijau kekuning-kuningan.
  • Gejala: daun tomat yang diserang bentuknya jelek, keriting, kerdil, melengkung ke bawah, menyempit seperti pita, klorosis, mosaik dan daun menjadi rapuh.
  • Pengendalian: (1) penggunaan mulsa kertas dapat mengusir kutu karena memantulkan sinar matahari; (2) tanaman liar maupun gulma di sekitar areal tanaman tomat harus dibersihakn krena dapat menjadi tempat berlindung kutu; (3) penanganan secara mekanis dapat dilakukan dengan cara dipijit sehingga kutu Aphis tersebut mati; (4) pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida. Gambar sebelah atas tampak alat penangkap serangga berwarna kuning.

  • 3. Lalat putih (kutu kabut, kutu kepul)
  • Kutu ini termasuk famili Aleyrodidae dari ordo Hemiptera. Kutu ini bila terganggu akan berhamburan seperti kabut atau kepul putih.
  • Fitur: Panjang kutu putih dewasa hanya ± 1 mm berwarna putih kekuning-kuningan, tertutup tepung seperti lilin putih, memiliki 2 pasang sayap berwarna putih dengan bentangan ± 2 mm, dan bermata merah. Lalat putih betina berukuran lebih besar dari lalat jantan. Telur berbentuk elips sepanjang antara 0,2-0,3 mm. Panjang pulpa ± 0,7 mm, berbentuk oval serta datar dan badannya seperti sisik pada daun.
  • Gejala: tanaman tomat yang terserang seperti diselimuti tepung putih yang bila dipegang akan berterbangan. Serangan mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhambat / kerdil, daun mengecil, dan menggulung ke atas.
  • Pengendalian: (1) digunakan musuh alami hama, misalnya beberapa jenis tabuhan yang merupakan parasit lalat putih dan beberapa jenis lembing guna memakan telur lalat putih; (2) gulma di sekitar tanaman tomat harus dibersihkan supaya tidak menjadi inang lalat putih; (3) tanaman tomat terserang virus harus segera dicabut dan dibakar; (4) pertanaman tomat dapat diberi mulsa jerami atau mulsa plastik kuning; (5) disemprot dengan Diazinon, Malathion, Azinpos-methyl dan lain-lain. Gambar di sebelah atas tampak tergantung perangkap serangga berwarna hitam.

  • 4. Kutu daun thrips
  • Kutu daun thrips termasuk famili Thripidae dari ordo Thysanoptera. Fitur: panjang thrips antara 1-1,2 mm, berwarna hitam, bergaris merah atau tidak bercak merah. Nimfa (thrips muda) berwarna putih atau putih kekuningan, tidak bersayap dan kadang-kadang berbercak merah. Thrips dewasa bersayap dan berambut berumbai-rumbai. Telur thrips berbentuk seperti ginjal atau oval.
  • Gejala: Thrips mengisap cairan pada permukaan daun dimana daun yang telah diisap menjadi berwarna putih seperti perak karena udara masuk ke dalamnya. Bila terjadi serangan hebat, daun menjadi kering dan mati. Tanaman muda yang terserang akan layu dan mati.
  • Pengendalian: (1) tanaman yang kekurangan air lebih banyak diserang thrips. Untuk itu, tanaman tomat harus disiram dengan air yang cukup; (2) gulma di areal tanaman tomat harus dibersihkan agar tidak menjadi tempat berlindung thrips; (3) disemprot dengan insektisida, misalnya Diazinon, Malathion dan Monocrotophos.

  • 5. Lalat buah
  • Lalat ini termasuk famili Trypetidae (Tephritidae) dari ordo Diptera. Fitur: memiliki sayap transparan sepanjang 5-7 mm, panjang tubuh 6-8 mm. Perut berwarna coklat muda dengan garis horizontal berwarna coklat tua, dada berwarna coklat tua dengan bercak kuning atau putih. Belatung kecil berwarna putih, tetapi bila dewasa berwarna kekuning-kuningan. Panjang belatung ± 1 cm. Belatung ini terletak di dalam daging buah. Telur lalat berukuran kecil-kecil, panjangnya ± 1,2 mm, kedua ujungnya runcing, dan berwarna putih.
  • Gejala: buah tomat menjadi busuk karena terserang jamur atau bakteri. Bila buah dibuka akan terlihat ada Berenga berwarna putih. Berenga dewasa berwarna kekuning-kuningan dan bila disentuh akan melenting sejauh ± 30 cm untuk menyelamatkan diri.
  • Pengendalian: (1) pada waktu mencangkul, tanah harus dibalik dan dibiarkan beberapa hari sampai beberapa minggu agar terkena sinar matahari sehingga pupa lalat mati; (2) ditangkap dengan menggunakan umpan yang dapat memikat lalat jantan; (3) buah yang terserang segera dipetik dan dibakar; (4) gulma di daerah pertanaman tomat harus selalu dibersihkan.

  • 6. Tungau bercak dua
  • Tungau ini termasuk famili Tetranychidae dari ordo Acarina, disebut tungau bercak dua karena pada punggungnya terdapat bercak yang letaknya sedikit ke samping dan berwarna hitam. Tungau ini memakan berbagai macam tanaman (kosmopolitan dan polyphag). Tungau ini ada dibalik permukaan daun dengan sarang laba-labahnya. Tungau ini dapat menularkan virus. Serangannya dapat terjadi pada musim kemarau. Fitur: bentuk luar tungau berbentuk lonjong, berkaki delapan, panjang antara 0,3-0,4 mm dan berwarna kuning pucat dengan bercak hitam pada kedua sisi samping punggung. Mulutnya dapat untuk menusuk dan mengisap cairan tanaman. Telurnya berukuran kecil-kecil bergaris tengah ± 0,15 mm.
  • Gejala: daun dan tunas menguning, selanjutnya menjadi coklat dan kering.
  • Pengendalian: (1) bila banyak hujan populasinya akan berkurang; (2) gulma di areal pertanaman tomat harus selalu dibersihkan; (3) menanam varietas tomat yang tahan tungau; (4) disemprot dengan Akarisida misalnya, Omite, Kelthane, Bubur Kalifornia atau dihembus dengan tepung belerang.

  • 7. Tungau merah
  • Tungau ini termasuk famili Tetranychidae dari ordo Acarina., Disebut tungau merah / hama merah karena daun tanaman yang diserangnya menjadi berwarna merah karat. Fitur: tungau berkaki 8 dan besarnya 0,3-0,5 mm. Tungau betina berwarna merah tua atau merah kecoklat-coklatan dengan beberapa bercak hitam. Kaki dan mulutnya tampak putih transparan. Kepala menjadi satu dengan dada. Mulutnya dapat untuk menusuk dan mengisap cairan dari sel tanaman. Selain itu mulut dapat juga menggigit dan menggergaji. Telurnya berukuran kecil, dengan diameter 0,15 mm, dan berwarna kuning pucat atau sedikit kemerahan.
  • Gejala: daun menjadi bercak-bercak merah karat. Serangan sering terjadi pada musim kemarau. Serangan yang hebat menyebabkan tanaman menjadi kerdil. Dibalik daun tomat akan kelihatan anyaman benang halus yang merupakan sarang tungau. Selanjutnya, daun menjadi kering karena daun diisap cairannya.
  • Pengendalian: (1) gulma di areal pertanaman tomat harus dibersihakan agar tidak menjadi tempat berlindung tungau; (2) menanam varietas tomat yang tahan tungau merah; (3) alami, tungau akan dimangsa oleh predatornya, yaitu thrips predator dan kumbang macan; (4 ) populasi tungau akan berkurang bila banyak turun hujan; (5) disemprot dengan akarisida, misalnya Omite, Kelthan, atau dihembus dengan tepung belerang.

  • 8. Nematoda bengkak akar
  • Fitur: bentuk nematoda bisul akar seperti cacing kecil sepanjang antara 200-1000 m. Untuk mengamati hama ini harus digunakan mikroskop. Pada mulutnya ada stylet yang berbentuk seperti jarum runcing, untuk menusuk dan menarik kembali cairan dalam mulut. Ukuran badan nematoda betina sedikit lebih gemuk.
  • Gejala: akar tanaman membengkak memanjang atau bulat, akibatnya tanaman (akar) akan mengalami kesulitan mengambil air dari tanah sehingga terjadi klorosis, yakni warna daun tidak normal, pertumbuhan terhambat, layu, buah kecil serta sedikit dan cepat menjadi tua. Serangan nematoda ini dapat mengurangi produksi sampai 50% atau lebih.
  • Pengendalian: (1) dilakukan rotasi tanaman dengan Tagetes patula atau Tagetes ercta yang menghasilkan tiophen guna mematikan nematoda; (2) tanah dicangkul dan dibiarkan beberapa waktu agar terkena sinar matahari; (3) tanah digenangi air yang cukup lama sehingga nematoda mati; (4 ) menggunakan bahan kimia Nematisida, misalnya Furadan, Curater, Petrofur, Indofuran, dan Temik; (5) menanam varietas tomat yang resisten; (6) tanaman yang terserang harus segera dicabut dan dibakar; (7) gulma di areal Tamanan tomat dibersihkan; ( 8) diberi pupuk organik (pupuk kandang atau kompos).

  • Penyakit tomat karena Jamur

  • 1. Penyakit layu fusarium
  • Infeksi terjadi lewat akar, kemudian menyerang jaringan pembuluh. Jaringan xylem yang terserang warnanya menjadi coklat dan serangan ini dengan cepat menuju ke atas. Aliran air ke daun akan terhambat sehingga daun akan layu dan menguning. Cendawa ini membentuk polipeptida (likomarasmin) yang menggangu permeabilitas membran plasma, sehingga perjalanan air dari bawah ke atas terhambat. Gejala: pada malam hari sampai pagi masih kelihatan segar, tetapi setelah ada sinar matahari dan terjadi penguapan, tanaman tersebut menjadi layu. Sore hari mungkin masih dapat segar lagi tetapi keesokan harinya mulai layu lagi. Akhirnya, tanaman layu akan mati. Pengendalian: (1) menanam varietas tomat yang resisten (tahan); (2) diberi mulsa plastik transparan untuk menaikkan suhu tanah agar penyakit fusarium mati; (3) menanam tanaman tomat di tanah yang bebas nematoda; (4) menggunakan alat yang bersih dari penyakit layu; (5) lahan yang telah ditanami tomat yang terserang penyakit layu tidak dapat ditanami tomat dalam waktu lama dan tidak bisa menanam tanman yang termasuk solanase; (6) tanaman yang layu harus segera dicabut dan dibakar; (7) tanaman tomat disambung dengan cepokak (Solanum torvum), atau terung engkol (Solanum macrocarpon).

  • 2. Bercak daun septoria
  • Penyebab: jamur Septoria Lycopersici Speg. yang merusak daun dan menyerang tanaman tomat yang masih muda ataupun tua. Gejala: terlihat bercak bulat kecil berair pada kedua permukaan daun dibagian bawah. Bercak tersebut berwarna coklat muda, kemudian menjadi kelabu dengan tepi kehitaman. Garis tengah bercak ± 2 mm. Serangan yang hebat menyebabkan daun tomat menggulung, mengering dan rontok. Pengendalian: (1) gulma dan sisa tanaman tomat yang telah mati dibersihkan dan dibakar, jangan dipendam dalam tanah; (2) dilakukan rotasi tanaman, dengan menanam tanaman lain yang berbeda famili; (3) menanam tanaman tomat yang resisten; (4) disemprot dengan fungisida misalnya, zineb dan maneb.

  • 3. Penyakit kapang daun
  • Penyebab: jamur Fulvia fulva (CKE) Cif. atau yang menyebut Cladosporum fulvus CKE. Gejala: mula-mula terlihat pada permukaan daun sebelah atas ada bercak pucat (klorosis) Dibawah daerah klorosis, dibalik daun, terbentuk spora-spora yang mula-mula berwarna kelabu muda kemudian menjadi coklat atau hijau kekuning-kuningan. Penyakit ini pertama kali menyerang daun-daun bagian bawah, kemudian menjalar ke daun sebelah atas dan akhirnya seluruh tanaman terserang dan mati. Pengendalian: (1) menanam tanaman tomat yang resisten; (2) jangan menanam pada waktu musim hujan; (3) disemprot dengan fungisida, misalnya Mancozeb (Dithane M-45), Benemyl; (4) pengendalian secara biologis dapat menggunakan Penicillium brevicompactum, Trichoderma viride, Hansfordia pulvinata, dan Acremonium spp.; (5) melakukan rotasi tanaman.

  • 4. Penyakit bercak coklat
  • Penyebab: Alternaria solani Sor. Gejala: daun tomat yang terserang tampak bulat coklat atau bersudut, dengan diameter 2-4 mm, dan berwarna coklat sampai hitam. Bercak itu menjadi jaringan nekrosis yang memiliki garis-garis lingkaran konsentris. Jaringan nekrosis ini dikelilingi lingkaran yang berwarna kuning (sel klorosis). Bila serangan mengganas, bercak akan membesar dan kemudian bersatu sehingga daun menjadi kuning, layu dan mati. Bunga yang terinfeksi akan gugur. Buah muda atau masak yang terserang penyakit ini menjadi busuk, berwarna hitam, dan cekung, serta meluas ke seluruh buah. Penyakit ini biasanya dimulai dari pangkal buah (ujung tangkai) yang berwarna coklat tua dan cekung, bergaris tengah 5-20 mm dan tertutup massa spora hitam seperti beledu. Pengendalian: (1) menanam biji yang bebas penyakit atau biji terdesinfeksi; (2) tanaman yang sakit segera dicabut dan dibakar; (3) bekas tanaman tomat, terung, kentang, dan tanaman yang termasuk Solanase tidak bisa dipendam di areal pertanaman tomat, tapi harus dikumpulkan di tempat lain dan dibakar; (4) melakukan rotasi tanaman; (5) penyiraman harus menggunakan air bersih yang tidak tercemar penyakit; (6) drainase harus diatur dengan baik agar tanaman tidak tergenang air; (7) gulma di areal pertanaman harus selalu dibersihkan; (8) pembibitan dan penanaman jangan terlalu rapat; (9) disemprot dengan carbamat, zineb atau maneb.

  • 5. Penyakit busuk daun
  • Penyebab: jamur Phytophthora infestans (Mont.) de bary. Gejala: daun tomat yang terserang berbercak coklat sam, pai hitam. Pertama pada ujung atau sisi daun, hanya tampak beberapa milimeter, tetapi akhirnya meluas sampai ke seluruh daun dan tangkai daun. Penyakit ini mulai menyerang pangkal buah, yang menimbulkan bercak berair yang berwarna hijau kelabu sampai coklat. Pengendalian: (1) tanaman yang telah terserang segera dicabut dan dibakar; (2) tanaman yang sakit tidak bisa dipendam di areal pertanaman tomat; (3) menanam varoetas tomat yang resisten; (4) melakukan rotasi tanaman; (5) tanah yang telah dicangkul dibiarkan beberapa waktu agar terkena sinar matahari; (6) disemprot dengan fungisida, misalnya Dithane M-45, Difolatan, zineb, propineb, atau maneb.

  • 6. Penyakit busuk buah Rhizoctonia
  • Penyebab: jamur Thanatephorus cucumeris (Frank) Donk. Gejala: muncul bercak cekung kecil berwarna coklat. Bercak ini membesar dan timbul lingkaran-lingkaran konsentris. Warna bercak menjadi coklat tua dan bagian tengahnya sering kali retak. Pengendalian: (1) air pengairan harus bersih dan bebas penyakit; (2) penanaman jangan terlalu dalam; (3) diberi lanjaran supaya buah tomat tidak menyentuh tanah; (4) diberi mulsa plastik transparan; (5) menanam varietas tomat yang resisten; (6) melakukan rotasi tanaman; (7) gulma dan sisa-sisa tanaman sakit harus dibersihkan dan dibakar; (8) disemprot dengan fungisida yang memiliki bahan aktif chlorothalonil dengan interval 7-8 hari sekali untuk menanggulangi timbulnya penyakit busuk buah.

  • 7. Busuk buah antraknosa
  • Penyebab: cendawan Colletotrichum coccodes (Wallr.) Hughes. Penyakit ini dapat menyerang buah, batang dan akar tanaman tomat. Gejala: buah tomat tampak ada bercak kecil berair, bulat dan cekung yang makin membesar, berwarna coklat, terlihat ada lingkaran-lingkaran konsentris, dan kemudian menjadi hitam. Pada pangkal buah tampak ada bercak ungu yang terletak dekat tangkai. Bila serangan terjadi pada akar dan batang, warna jaringan cortex akan menjadi coklat dan daun menjadi layu. Pengendalian: (1) sisa tanaman sakit tidak bisa dipendam dalam tanah; (2) melakukan rotasi tanaman selama 1-2 tahun; (3) diberi mulsa dan lanjaran agar buah tidak menyentuh tanah; (4) menanam tanaman tomat yang resisten; (5 ) disemprot dengan fungisida yang memiliki bahan aktif kaptafol.

  • Penyakit Tomat karena Bakteri

  • 1. Penyakit layu (Lendir)
  • Penyebab: Pseudomonas solanacearum (EF Sm) EFSm. Gejala: tanaman yang diserang penyakit ini lebih cepat layu. Tanaman yang telah terinfeksi, daunnya masih hijau tetapi kemudian tiba-tiba layu, terutama pucuk daun yang masih muda, dan daun bagian bawah menguning. Tanaman yang terinfeksi menjadi kerdil, daun menggulung ke bawah, dan kadang-kadang terbentuk akar adventif sepanjang batang tomat. Tanaman yang terserang biasanya akan roboh dan mati. Pengendalian: (1) melakukan rotasi tanaman dan tidak dapat menanam jenis-jenis tanaman yang termasuk famili Solanaceae; (2) gulma di areal pertanaman dibersihkan; (3) menanam varietas tomat yang resisten; (4) tanaman disambung dengan batang bawah cepokak; ( 5) tanaman disemprot dengan antibiotika; (6) tanaman yang sakit dicabut dan dibakar; (7) tanah yang sudah dicangkul dibiarkan beberapa waktu agar cukup terkena sinar matahari.

  • 2. Kerak bakteri, bercak bakteri
  • Gejala: adanya bercak berair kecil pada daun dan batang; bercak berair ini akan mengering, cekung dan berwarna coklat keabu-abuan garis tengah 1-5 mm; tanaman tomat yang terserang daun-daunnya mengeriting ke bawah dan mengering; batang yang terluka menyerupai kerak panjang dan berwarna keabu-abuan; daun yang terserang mengalami klorosis dan gugur; pada buah yang terserang mula-mula tampak bercak berair, kemudian berubah menjadi bercak bergabus. Pengendalian: (1) melakukan rotasi tanaman dengan tanaman yang berbeda famili; (2) menanam biji dari tanaman tomat yang sehat; (3) menanam tanaman tomat yang resisten; (4) tanaman yang sakit harus segera dicabut dan dibakar; (5) tanaman tomat yang mati tidak bisa dipendam dalam tanah; (6) menyiram tanaman dengan air yang bersih dan bebas penyakit.
  • Selain penyakit-penyakit diatas ada penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus seperti penyakit mosaik tomat, penyakit mosaik mentimun dan penyakit yang disebabkan oleh non-parasit (fisiologis) seperti penyakit busuk ujung buah, penyakit luka terbakar matahari, penyakit retak, penyakit kantong dan penyakit kelebihan dan kekurangan unsur hara. Penyakit yang menyerang tanaman tomat varietas Artaloka adalah penyakit busuk daun.

  • H. Panen

  • 1. Fitur dan Umur Panen
  • Pemetikan buah tomat dapat dilakukan pada tanaman yang telah berumur 60-100 hari setelah tanam tergantung pada varietasnya. Varietas tomat yang tergolong indeterminatre memiliki umur panen lebih panjang, yaitu berkisar antara 70-100 hari setelah tanam baru bisa dipetik buahnya. Penentuan waktu panen hanya berdasarkan umur panen tanaman sering kali kurang tepat karena banyak faktor lingkungan yang mempengaruhinya seperti: keadaan iklim setempat dan tanah. Kriteria masak petik yang optimal dapat dilihat dari warna kulit buah, ukuran buah, keadaan daun tanaman dan batang tanaman, yakni sebagai berikut:
  • a) kulit buah berubah, dari warna hijau menjadi kekuning-kekuningan.
  • b) bagian tepi daun tua telah mengering.
  • c) batang tanaman menguning / mengering.

  • Waktu pemetikan (pagi, siang, sore) juga berpengaruh pada kualitas yang dipanen. Saat pemetikan buah tomat yang baik adalah pada pagi atau sore hari dan keadaan cuaca cerah. Pemetikan yang dilakukan pada siang hari dari segi teknis kurang menguntungkan karena pada siang hari proses fotosintesis masih berlangsung sehingga mengurangi zat-zat gizi yang terkandung. Disamping itu, kondisi cuaca yang panas di siang hari dapat meningkatkan temperatur dalam buah tomat sehingga dapat mempercepat proses transpirasi (penguapan air) dalam buah. Kondisi ini dapat dapat menyebabkan daya simpan buah tomat menjadi lebih pendek.

  • 2. Cara Panen
  • Cara memetik buah tomat cukup dilakukan dengan memuntir buah secara hati-hati hingga tangkai buah terputus. Pemutiran buah harus dilakukan satu per satu dan dipilih buah yang sudah matang. Selanjutnya, buah tomat yang sudah terpetik dapat langsung dimasukkan ke dalam keranjang untuk dikumpulkan di tempat penampungan. Tempat penampungan hasil panen tomat hendaknya dipersiapkan di tempat yang teduh atau dapat dibuatkan tenda di dalam kebun.

  • 3. Periode Panen
  • Pemetikan buah tomat tidak dapat dilakukan sampai 10 kali pemetikan karena masaknya buah tomat tidak bersamaan waktunya. Pemetikan buah tomat dapat dilakukan setiap selang 2-3 hari sekali sampai seluruh tomat habis terpetik.

sumber: http://pertanianjanabadra.webs.com/