Tampilkan postingan dengan label Presiden. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Presiden. Tampilkan semua postingan

Selasa, 25 September 2012

5 Fakta Unik di Balik Patung Lilin Soekarno


Jakarta - Presiden Soekarno menjadi patung lilin terbaru dari museum Madame Tussauds Bangkok, Thailand dan siap memikat traveler. Rupanya ada beberapa fakta unik dan menarik di balik pembuatan patung Sang Proklamator. Yuk disimak!

Wasekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto dalam rilis kepada detikTravel mengungkapkan betapa banyak serba-serbi menarik dalam proses pembuatan patung tersebut. detikTravel menghimpunnya untuk Anda, Selasa (25/9/2012):

1. Data fisik Bung Karno

Tim Madame Tussauds melakukan penelitian mendalam. Data-data yang dikumpulkan termasuk kunjungan Bung Karno ke Uni Sovyet, AS dan gedung PBB. Sumber dari keluarga besar Sokarno juga teramat penting. Akhirnya, Madame Tussauds bisa mendapatkan data-data fisik Bung Karno, hingga warna kulit dan gambaran detail lainnya.

2. Memilih gaya Bung Karno

Ada banyak foto Bung Karno dengan berbagai baju, pose dan gaya. Pose Bung Karno yang kini tampil di Madame Tussauds adalah pada saat kunjungan ke Amerika Serikat. Saat itu, Bung Karno menyampaikan pidatonya yang sangat terkenal di Sidang Umum PBB yaitu To Build the World a New, pada tanggal 30 September 1960.

3. Tongkat Komando

Tongkat Komando adalah ciri khas Bung Karno. Madame Tussauds mengalami kesulitan untuk membuat Tongkat Komando ini karena keterbatasan data. Putra Megawati Soekarnoputri yaitu HM Prananda Prabowo mengupayakan pembuatan replika Tongkat Komando tersebut.

Tongkat Komando dibuat dari kayu Rampung, suatu jenis kayu langka dan dianggap bertuah dalam kebudayaan Jawa. Bagian dalam Tongkat Komando diisi dengan kayu Wunglen yang menggambarkan besarnya energi pengabdian tanpa akhir Bung Karno

Bagian logam Tongkat Komando dibuat dari perak dan emas. Tongkat ini punya 5 ring (cincin) emas melambangkan Pancasila dan ada emblem berbentuk lambang Garuda Pancasila.

4. Peci hitam

Peci hitam juga merupakan ciri khas Bung Karno. Peci yang menjadi ciri khas Bung Karno secara khusus dipesankan oleh Puti Guntur Soekarno, di Bandung. Pembuat peci ini asli merupakan pembuat peci yang sejak dahulu tempat Bung Karno memesan peci.

5. Baju Bung Karno

Kemeja jas empat saku juga merupakan baju Bung Karno yang paling terkenal. Pakaian Bung Karno didesain dengan seksama oleh desainer Samuel Wattimena. Desain pakaian Bung Karno dilaksanakan dengan sangat hati-hati guna menampilkan sosok Bung Karno sebagai tokoh besar yang telah ikut merubah sejarah politik dunia.






Kamis, 19 Juli 2012

Cerita Lucu & Aneh tentang Jokowi

Sebelum menjabat sebagai walikota Solo dan melenggang ke putaran kedua Pilgub DKI versi quick count, Jokowi (51) bukan siapa-siapa. Ia adalah sosok apa adanya. Berikut kisah lucu pengusaha mebel sarjana kehutanan UGM yang mungkin agak aneh dilakukan seorang pejabat.
(try/nrl) Triono Wahyu Sudibyo - detikNews

Hormat Grak!
Pada periode pertama (2005-2010) sebagai walikota Solo, Jokowi dilantik pada hari Jumat. Sabtu-Minggu libur. Senin pertama, Jokowi jadi inspektur upacara (irup). Semua proses lancar kecuali urusan hormat-menghormat. Saat komandan memerintahkan hormat, Jokowi hormat.
Jokowi terus menghormat, lupa bahwa perintah komandan upacara sangat tergantung seberapa lama irup menghormat. "Kok nggak turun-turun tangan," pikir Jokowi kala itu.

Beberapa peserta mulai tersenyum. Staf memberi kode agar Jokowi menurunkan tangan. Jokowi lantas menurunkan tangan dan komandan upacara pun meneriakkan, "Tegak Grak!" Penghormatan itu terjadi lebih dari satu menit, di luar batas kepantasan dalam upacara apapun.
(try/nrl) 

Terjaring Razia
Meski mempunyai ajudan, Jokowi kadang enggan memakai protokoler. Suatu waktu ia bersepeda motor keliling kota. Di tengah jalan terlihat kerumunan orang. Saat melintas, Jokowi dihentikan polisi. Laiknya pengendara biasa, Jokowi menghentikan motornya dan mengeluarkan surat-surat kendaraan dan KTP.

Polisi itu kemudian memeriksa. Ia baru tahu kalau pengendara motor tersebut adalah Jokowi setelah mengecek surat-surat kendaraan dan KTP. Karena saking banyaknya yang harus diperiksa atau memang tampang Jokowi memang tidak seperti walikota, Pak Polisi?
(try/nrl) 

Manjat Pagar
Acara Pemkot kadang sampai malam. Pernah saat Jokowi pulang terlalu larut, pintu gerbang rumah dinas walikota, Loji Gandrung, tertutup rapat. Penjaga tak membukakan pintu meski dibel beberapa kali. Bukannya jengkel, Jokowi malah masuk ke rumah dinas dengan cara meloncat pagar.

Aksi panjat pagar juga dilakukan saat Jokowi datang ke acara live Opera Van Java di Stadion R Maladi Solo. Jokowi tidak bisa masuk karena masyarakat berjubel. Ajudan ingin menyingkap kerumunan massa, tapi Jokowi melarang. Sang walikota pecinta musik metal itu memanjat pagar yang sepi penonton untuk bisa masuk stadion.
(try/nrl) 

Paranormal?
Ketika menghadiri acara di sebuah kampung, staf menelepon ke Jokowi dan bilang bahwa di rumah dinas ada beberapa orang. "Cepat, Pak. Mereka sekarang ada di garasi," kata staf itu. "Katanya ada yang kesurupan," imbuh sang staf. Jokowi geleng-geleng kepala. "Masak walikota disuruh ngurusi orang kesurupan," pikirnya.

Jokowi mempercepat acaranya, kemudian pulang. Di rumah dinas, beberapa orang terlihat was-was. Jokowi was-was juga tapi berusaha tenang. Dia masuk ke rumah dinas dan mengambil es dari kulkas. Dia meminta ajudan mengompres anak yang kesurupan dengan es. Karena hasilnya kurang mantap, Jokowi meminta beberapa orang mengangkat anak itu ke ruang tamu. Diusapnya wajah anak itu dengan es. Ajaibnya, anak itu langsung bangun dan mengucap terima kasih.

"Tapi tolong, cerita ini jangan kedengaran banyak orang. Bisa-bisa rumah dinas saya penuh orang kesurupan," kata Jokowi enteng.
(try/nrl) 

Jadi 'Dukun'
Seorang perempuan membawa anak datang ke kantor Jokowi di Balaikota Solo. Perempuan itu mengaku ingin bertemu dengan sang walikota. Ketika dikabari staf, Jokowi pun keluar. "Anak saya sakit, Pak. Panas. Nyebut-nyebut nama Pak Jokowi. Tolong disembuhkan," kata Jokowi menirukan ucapan sang perempuan.

23 Tahun menjadi pengusaha mebel dan menjadi walikota, tentu bukan bekal untuk bisa menyembuhkan 'penyakit' anak tersebut. Tapi Jokowi tak hilang akal. Dia masuk ke ruangan dan kembali sambil mengusap kepala anak itu. "Sudah, sembuh!" Besoknya Jokowi meminta ajudan mengecek nasib anak itu dan hebatnya, anak tersebut sembuh. "Sakti juga saya. Padahal nggak saya apa-apakan," kata Jokowi.
(try/nrl) 

Sumber: news.detik.com


Dua Cerita Lucu Jokowi 

TEMPO.CO, Depok - Wali Kota Solo Joko Widodo mengaku memiliki dua pengalaman lucu saat pertama kali menjabat wali kota. Cerita ini diungkapkannya saat kuliah umum di perpustakaan terapung Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin, 2 April 2012.
Pertama, saat diminta menjadi inspektur upacara. Padahal, sudah 30 tahun politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini tak upacara. Jokowi, panggilannya, langsung meminta pendapat ajudannya. “Kalau ada laporan, langsung bilang laksanakan saja. Saya jawab, gampang,” katanya.
Salahnya, Jokowi melanjutkan, saat pemimpin bilang hormat, "Saya hormat terus." Jokowi lalu menunggu instruksi dari pemimpin upacara dan tak menurunkan tangannya. “Dalam hati saya, kenapa lama sekali,” katanya. Ajudan di belakangnya kemudian berbisi agar Jokowi menurunkan tangannya dulu. Sebanyak 350 orang peserta upacara pun tertawa.
Peristiwa lucu kedua terjadi saat menerima tamu. Setiap tamu yang datang ternyata lebih dulu menyalami ajudannya. Memang, kata Jokowi, ajudannya itu lebih memiliki potongan sebagai wali kota ketimbang dirinya. Lama-lama, Jokowi pun tak tahan. “Setelah tiga bulan, saya ganti dengan yang lebih jelek dari saya. Akhirnya aman,” kata calon Gubernur DKI Jakarta ini.
Pengunjung kuliah umum bertema Transportasi dan Industri Esemka ini tertawa mendengar cerita Jokowi ini. Anda?
ILHAM TIRTA (www.tempo.co/Dua-Cerita-Lucu-Jokowi)

Baca juga:
Biografi Jokowi


Senin, 28 Mei 2012

Presiden Republik Indonesia


  1. SOEKARNO (17 Agustus 1945 – 12 Maret 1967) 
    Ir. Soekarno (lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 – meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970 pada umur 69 tahun) adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945 - 1966. Ia memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Soekarno adalah penggali Pancasila karena ia yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai dasar negara Indonesia itu dan ia sendiri yang menamainya Pancasila. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. 

    Soekarno menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966 Supersemar yang kontroversial, yang isinya - berdasarkan versi yang dikeluarkan Markas Besar Angkatan darat - menugaskan Letnan Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan menjaga keamanan negara dan institusi kepresidenan. Supersemar menjadi dasar Letnan Jenderal Soeharto untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan mengganti anggota-anggotanya yang duduk di parlemen. Setelah pertanggung jawabannya ditolak Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) pada sidang umum ke empat tahun 1967, Presiden Soekarno diberhentikan dari jabatannya sebagai presiden pada Sidang Istimewa MPRS di tahun yang sama dan mengangkat Soeharto sebagai pejabat Presiden Republik Indonesia. 

     Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Semasa hidupnya, beliau mempunyai tiga istri dan dikaruniai delapan anak. Dari istri Fatmawati mempunyai anak Guntur,Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh. Dari istri Hartini mempunyai Taufan dan Bayu, sedangkan dari istri Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli Naoko Nemoto mempunyai anak Kartika.. 

    Masa jabatan
    17 Agustus 1945 – 12 Maret 1967 (21 tahun)
    Wakil PresidenMohammad Hatta (1945)
    Didahului olehTidak ada, jabatan baru
    Digantikan olehSoeharto
    Informasi pribadi
    Lahir6 Juni 1901
    Flag of the Netherlands.svg BlitarJawa Timur,Hindia Belanda
    Meninggal21 Juni 1970 (umur 69)
    Bendera Indonesia JakartaIndonesia
    KebangsaanIndonesia
    Partai politikPNI
    Suami/istriOetari (1921–1923)
    Inggit Garnasih (1923–1943)
    Fatmawati (1943–1956)
    Hartini (1952–1970)
    Kartini Manoppo (1959–1968)
    Ratna Sari Dewi (1962–1970)
    Haryati (1963–1966)
    Yurike Sanger (1964–1968)
    Heldy Djafar (1966–1969)
    AnakGuntur Soekarnoputra
    Megawati Soekarnoputri
    Rachmawati Soekarnoputri
    Sukmawati Soekarnoputri
    Guruh Soekarnoputra (dari Fatmawati)
    Taufan Soekarnoputra
    Bayu Soekarnoputra (dari Hartini)
    Totok Suryawan (dari Kartini Manoppo)
    Kartika Sari Dewi Soekarno(dari Ratna Sari Dewi)
    ProfesiInsinyur
    Politikus
    AgamaIslam
    Tanda tangan
    (Wikipedia)
  2. SOEHARTO (12 Maret 1967 – 21 Mei 1998) 




    Jend. Besar TNI Purn. Haji Moehammad Soeharto, (ER, EYD: Suharto) (lahir di Kemusuk, Argomulyo, Yogyakarta, 8 Juni 1921 – meninggal di Jakarta, 27 Januari 2008 pada umur 86 tahun adalah Presiden Indonesia yang kedua (1967-1998), menggantikan Soekarno. 

    Sebelum menjadi presiden, Soeharto adalah pemimpin militer pada masa pendudukan Jepang dan Belanda, dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal. Setelah Gerakan 30 September, Soeharto menyatakan bahwa PKI adalah pihak yang bertanggung jawab dan memimpin operasi untuk menumpasnya. Operasi ini menewaskan lebih dari 500.000 jiwa. 

    Soeharto kemudian mengambil alih kekuasaan dari Soekarno, dan resmi menjadi presiden pada tahun 1968. Ia dipilih kembali oleh MPRpada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998. Pada tahun 1998, masa jabatannya berakhir setelah mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei tahun tersebut, menyusul terjadinya Kerusuhan Mei 1998 dan pendudukan gedung DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa. Ia merupakan orang Indonesia terlama dalam jabatannya sebagai presiden. Soeharto digantikan oleh B.J. Habibie. 

    Peninggalan Soeharto masih diperdebatkan sampai saat ini. Dalam masa kekuasaannya, yang disebut Orde Baru, Soeharto membangun negara yang stabil dan mencapai kemajuan ekonomi dan infrastruktur. Suharto juga membatasi kebebasan warganegara Indonesia keturunan Tionghoa, menduduki Timor Timur, dan dianggap sebagai rezim paling korupsi sepanjang masa dengan jumlah US$15 milyar sampai US$35 milyar. Usaha untuk mengadili Soeharto gagal karena kesehatannya yang memburuk. Setelah menderita sakit berkepanjangan, ia meninggal karena kegagalan organ multifungsi di Jakarta pada tanggal 27 Januari 2008. 


    3. BJ. HABIBIE (21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999) 


    Bacharuddin Jusuf Habibie (lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936; umur 74 tahun) adalah Presiden Republik Indonesia yang ketiga. Ia menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden pada tanggal 21 Mei 1998. Jabatannya digantikan olehAbdurrahman Wahid (Gus Dur) yang terpilih sebagai presiden pada 20 Oktober 1999 oleh MPR hasil Pemilu 1999. Dengan menjabat selama 2 bulan dan 7 hari sebagai wakil presiden, dan 1 tahun dan 5 bulan sebagai presiden, Habibie merupakan Wakil Presiden dan juga Presiden Indonesia dengan masa jabatan terpendek. 


    4. ABDURRAHMAN WAHID (20 Oktober 1999 – 23 Juli 2001) 


    Kyai Haji Abdurrahman Wahid, akrab dipanggil Gus Dur (lahir di Jombang, Jawa Timur, 7 September 1940 – meninggal di Jakarta, 30 Desember 2009, pada usia 69 tahun) adalah tokoh Muslim Indonesia dan pemimpin politik yang menjadi Presiden Indonesia yang keempat dari tahun 1999 hingga 2001. Ia menggantikan Presiden B. J. Habibie setelah dipilih oleh MPR hasil Pemilu 1999. Penyelenggaraan pemerintahannya dibantu oleh Kabinet Persatuan Nasional. 

    Masa kepresidenan Abdurrahman Wahid dimulai pada 20 Oktober 1999 dan berakhir pada Sidang Istimewa MPR pada tahun 2001. Tepat 23 Juli 2001, kepemimpinannya digantikan oleh Megawati Soekarnoputri setelah mandatnya dicabut oleh MPR. Abdurrahman Wahid adalah mantan ketua Tanfidziyah (badan eksekutif) Nahdlatul Ulama dan pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). 


    5. MEGAWATI SOEKARNO PUTRI (23 Juli 2001 – 20 Oktober 2004) 


    Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri atau umum dikenal sebagai Megawati Soekarnoputri (lahir di Yogyakarta, 23 Januari 1947; umur 63 tahun) adalah Presiden Indonesia yang kelima yang menjabat sejak 23 Juli 2001 – 20 Oktober 2004. Ia merupakan presiden wanita Indonesia pertama dan anak presiden Indonesia pertama yang mengikuti jejak ayahnya menjadi presiden. Pada 20 September 2004, ia kalah oleh Susilo Bambang Yudhoyono dalam tahap kedua pemilu presiden 2004. 

    Ia menjadi presiden setelah MPR mengadakan Sidang Istimewa MPR pada tahun 2001. Sidang Istimewa MPR diadakan dalam menanggapi langkah Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang membekukan lembaga MPR/DPR dan Partai Golkar. Ia dilantik pada 23 Juli 2001. Sebelumnya dari tahun 1999-2001, ia menjabat Wakil Presiden di bawah Gus Dur. 

    Megawati juga merupakan ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sejak memisahkan diri dari Partai Demokrasi Indonesia pada tahun 1999. 


    6. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (20 Oktober 2004 - sekarang) 


    Jend. TNI (Purn.) Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono (lahir di Tremas, Arjosari, Pacitan, Jawa Timur, Indonesia, 9 September 1949; umur 60 tahun) adalah Presiden Indonesia ke-6 yang menjabat sejak 20 Oktober 2004. Ia, bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla, terpilih dalam Pemilu Presiden 2004. Ia berhasil melanjutkan pemerintahannya untuk periode kedua dengan kembali memenangkan Pemilu Presiden 2009, kali ini bersama Wakil Presiden Boediono. Sehingga, sejak era reformasi dimulai, Susilo Bambang Yudhoyono merupakan Presiden Indonesia pertama yang menyelesaikan masa kepresidenan selama 5 tahun dan berhasil terpilih kembali untuk periode kedua. 

    Yudhoyono yang dipanggil "Sus" oleh orang tuanya dan populer dengan panggilan "SBY", melewatkan sebagian masa kecil dan remajanya di Pacitan. Ia merupakan seorang pensiunan militer. Selama di militer ia lebih dikenal sebagai Bambang Yudhoyono. Karier militernya terhenti ketika ia diangkat Presiden Abdurrahman Wahid sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada tahun 1999 dan tampil sebagai salah seorang pendiri Partai Demokrat. Pangkat terakhir Susilo Bambang Yudhoyono adalah Jenderal TNI sebelum pensiun pada 25 September 2000. Pada Pemilu Presiden 2004, keunggulan suaranya dari Presiden Megawati Soekarnoputri membuatnya menjadi presiden pertama yang terpilih melalui pemilihan langsung oleh rakyat Indonesia. Hal ini dimungkinkan setelah melalui amandemen UUD 1945. 

    Dalam kehidupan pribadinya, Ia menikah dengan Kristiani Herrawati yang merupakan anak perempuan ketiga Jenderal (Purn) Sarwo Edhi Wibowo (alm), komandan RPKAD (kini Kopassus) yang turut membantu menumpas Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1965. 

    Sumber: wikipedia.org
7. 

Joko Widodo


(2014-2019)
(2019 -.......)







Ir. H. Joko Widodo atau Jokowi (lahir di SurakartaJawa Tengah21 Juni 1961; umur 58 tahun) adalah Presiden ke-7 Indonesia yang mulai menjabat sejak 20 Oktober 2014. Ia terpilih bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla dalam Pemilu Presiden 2014 dan kembali terpilih bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam Pemilu Presiden 2019. Jokowi pernah menjabat Gubernur DKI Jakarta sejak 15 Oktober 2012 hingga 16 Oktober 2014 didampingi Basuki Tjahaja Purnama sebagai wakil gubernur. Sebelumnya, ia adalah Wali Kota Surakarta (Solo), sejak 28 Juli 2005 hingga 1 Oktober 2012 didampingi F.X. Hadi Rudyatmo sebagai wakil wali kota.[5] Dua tahun menjalani periode keduanya menjadi Wali Kota Solo, Jokowi ditunjuk oleh partainya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), untuk bertarung dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).[6]
Joko Widodo berasal dari keluarga sederhana, bahkan rumahnya pernah digusur sebanyak tiga kali ketika dia masih kecil,[7] tetapi ia mampu menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada. Setelah lulus, dia menekuni profesinya sebagai pengusaha mebel.[7] Karier politiknya dimulai dengan menjadi Wali Kota Surakarta pada tahun 2005.[8] Namanya mulai dikenal setelah dianggap berhasil mengubah wajah Kota Surakarta menjadi kota pariwisata, kota budaya, dan kota batik.[9] Pada tanggal 20 September 2012, Jokowi berhasil memenangi Pilkada Jakarta 2012. Kemenangannya dianggap mencerminkan dukungan populer untuk seorang pemimpin yang "muda" dan "bersih", meskipun umurnya sudah lebih dari lima puluh tahun.[10]
Semenjak terpilih sebagai gubernur, popularitasnya terus melambung dan menjadi sorotan media.[11][12] Akibatnya, muncul wacana untuk menjadikannya calon presiden untuk pemilihan umum presiden Indonesia 2014.[13] Ditambah lagi, hasil survei menunjukkan, nama Jokowi terus unggul.[14] Pada awalnya, Ketua Umum PDI-PMegawati Soekarnoputri menyatakan bahwa ia tidak akan mengumumkan calon presiden dari PDI Perjuangan sampai setelah pemilihan umum legislatif 9 April 2014.[15] Namun, pada tanggal 14 Maret 2014, Jokowi menerima mandat dari Megawati untuk maju sebagai calon presiden, tiga minggu sebelum pemilihan umum legislatif dan dua hari sebelum kampanye.[16]