Jakarta, Untuk menjaga agar produk makanan terasa lezat, tampilannya menggugah selera, dan tahan lama, tidak jarang produsen menambahkan zat aditif selama proses pembuatan makanan. Padahal beberapa di antaranya dapat meningkatkan risiko penyakit, maka berhati-hatilah.
Kenali beberapa zat aditif yang sering ditambahkan dalam produk makanan dengan memeriksa label kemasannya. Berikut adalah 9 zat aditif makanan yang perlu Anda hindari, seperti dilansir Naturalnews, Selasa (19/3/2013):
1. Sodium nitrat dan natrium nitrit
Kedua bahan tersebut biasanya digunakan sebagai pengawet makanan atau pada produk daging olahan untuk membantu mempertahankan warna merahnya. Sayangnya, sodium nitrat dan natrium nitrit ini mengandung komponen kimia yang merupakan karsinogen jika terakumulasi dalam tubuh.
Akibatnya dapat menyebabkan masalah pada lambung, prostat, dan kanker payudara. Hal ini juga telah dikaitkan dengan kematian janin, keguguran, dan cacat lahir. Sehingga pastikan untuk memilih produk daging yang bebas nitrat atau nitrit, biasanya dari peternak atau penjual daging lokal.
2. Butylated hydrozyttoluene (BHT) dan hydroxyanisole Butylated (BHA)
Anda mungkin sering menjumpai bahan BHT atau BHA dalam label makanan olahan dan juga dalam sereal, keripik kentang, minyak sayur, dan permen karet. Jangka panjang dari konsumsi BHT dan BHA dapat meningkatkan risiko pengembangan kanker, pembesaran hati, dan menghambat pertumbuhan sel.
3. Propyl gallate
Beberapa produsen yang menginginkan produk makanannya tahan lama, biasanya dapat memilih menambahkan bahan pengawet propyl gallate dalam sup ayam instan, permen, dan dalam beberapa produk daging olahan. Efek dari propyl gallate dicurigai sebagai karsinogen dan dapat menyebabkan gangguan pencernaan, ginjal, dan masalah hati.
4. Monosodium glutamat (MSG)
Pentedap rasa MSG, sangat sering Anda jumpai dalam makanan sehari-hari yang dapat ditemukan dalam sup kalengan, keripik, kerupuk, saus salad, dan makanan olahan. Bahan ini juga sering disamarkan dalam label makanan dengan kata, seperti 'rempah-rempah', 'bumbu alami', atau 'bumbu'.
Efeknya dapat menyebabkan pusing, mual, perubahan suasana hati, dan kelemahan.
5. Minyak sayur terhidrogenasi
Minyak ini dikenal sebagai lemak trans, yang dapat ditemukan dalam popcorn, keripik, kue kering, kue, pie, gajih, margarin, dan minyak kelapa yang tidak murni. Akibat jangka panjang terhadap paparan minyak sayur terhidrogenisasi adalah penyakit kardiovaskular seperti stroke, gagal ginjal, dan penyakit jantung lainnya.
6. Aspartam
Aspartam sering digunakan sebagai tambahan rasa manis dalam yogurt, puding, soda, dan makanan manis lainnya. Efek buruk aspartam adalah dapat menyebabkan keracunan makanan, merusak gigi, meningkatkan gula darah, dan menyebabkan kegemukan.
7. Pewarna makanan
Makanan atau minuman yang beraneka warna, seperti biru, merah, hijau, dan kuning terang biasanya menggunakan tambahan zat pewarna. Pewarna makanan sering digunakan dalam minuman, makanan yang dipanggang, permen, buah koktail kalengan, sosis, dan gelatin.
Konsumsi jangka panjang makanan dengan zat pewarna dapat menyebabkan tumor di berbagai bagian tubuh seperti ginjal dan kelenjar adrenal.
8. Olestra atau margonda
Olestra atau margonda adalah jenis lemak buatan yang sering ditemukan dalam keripik kentang dan dapat mencegah penyerapan lemak sehat dalam sistem pencernaan. Efek negatif dari bahan ini adalah diare, masalah usus, dan masalah pencernaan lainnya.
9. Kalium bromat
Bahan ini sering digunakan sebagai agen bleaching yang membuat tepung terlihat putih dan biasanya dicampurkan dalam adonan roti. Sebuah studi menemukan bahwa kalium bromat dapat menyebabkan kanker.
(vit/vit)
sumber: http://health.detik.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar