Selasa, 04 Juni 2013

9 Penyebab Kiamat di Bumi

Ke-sembilan cara ini dinilai para ilmuwan paling memungkinkan.

VIVAnews - Bencana perubahan iklim dan serangan asteroid menjadi ciri-ciri Bumi menyudahi fungsinya untuk menopang kehidupan makhluk hidup, termasuk kita, manusia.

Film berjudul "After Earth" menceritakan serangkaian gempa bumi, banjir, tsunami, dan bencana lainnya, yang membuat Bumi tidak layak lagi ditinggali oleh manusia.

Meski film itu murni sekadar cerita fiksi, tapi, banyak ilmuwan yang khawatir dengan skenario berakhirnya Bumi dalam cerita film itu.

Para ilmuwan meramalkan, penyebab berakhirnya Bumi dimulai dari pemberontakan robot-robot ciptaan manusia.

Bahkan, sampai munculnya berbagai penyakit pandemi, yaitu penyakit menular yang menyebar melalui populasi manusia di kawasan yang luas, misalnya benua, atau bahkan di seluruh dunia.

Berikut ini adalah sembilan apokaliptik atau kiamat menurut para ilmuwan, dilansir LiveScience, 3 Juni 2013:

1. Pemanasan global
Es yang mencair menyebabkan ketinggian air laut meningkat. (nationalgeographic.com)
Perubahan iklim telah menjadi ancaman besar bagi planet Bumi.

Banyak ilmuwan yang menyatakan perubahan iklim dapat membuat cuaca ekstrim, misalnya kekeringan di beberapa daerah, distribusi penyakit ke seluruh dunia, dan daerah dataran rendah di planet Bumi tenggelam akibat naiknya permukaan air laut.

Intinya, perubahan iklim telah menciptakan ketidakstabilan politik, bencana kekeringan, rusaknya ekosistem. Perubahan-perubahan itu yang membuat Bumi tidak nyaman lagi untuk ditempati.

2. Hantaman Asteroid
Ilustrasi batu asteroid menghantam permukaan Bumi.
Ilmuwan-ilmuwan di dunia sangat mengkhawatirkan ancaman batu besar yang sewaktu-waktu bisa menghantam Bumi.

Hantaman meteor ke wilayah Siberia, Rusia, pada 30 Juni 1908 dikenal sebagai salah satu peristiwa ledakan meteor terdahsyat yang pernah terjadi sepanjang peradaban manusia.

Meski tidak menimbulkan korban jiwa, peristiwa yang populer disebut Peristiwa Tunguska itu telah membumihanguskan 2.000 kilometer persegi wilayah hutan Siberia.

Yang lebih menakutkan lagi, para astronom hanya mengetahui sebagian kecil dari batuan ruang angkasa, masih banyak asteroid-asteroid yang tersembunyi di sistem Tata Surya. 

3. Ancaman Penyakit
Virus SARS
Pandemi penyakit baru terus muncul di dunia, seperti wabah Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), flu burung, dan baru-baru ini muncul virus korona di Arab Saudi.

Saat ini, banyak penduduk di suatu negara memiliki hubungan dengan penduduk di negara lain. Itu yang menyebabkan penyakit pandemi dapat menyebar dengan cepat seperti sambaran api.

4. Jamur Berbahaya

Meskipun ancaman bakteri sangat berbahaya, tapi jangan lupakan ancaman dari jamur-jamur yang tidak kalah mematikan.

Menurut David Wake, Kurator di Museum of Vertebrate Zoology di University of California, Berkeley, AS, tim peneliti baru saja menemukan sebuah jamur pada katak yang sangat berbahaya.

"Jamur yang memiliki nama Chytrid ini mampu memusnahkan katak-katak yang ada di seluruh Amerika Serikat," kata Wake.

Saat ini, banyak obat-obat diciptakan hanya untuk membunuh bakteri. Sangat jarang obat yang dapat mengobati infeksi jamur. 

5. Penyakit Rekayasa
Virus H5N1 atau flu burung.

Penyakit alami bukan satu-satunya yang paling menakutkan.

Pada tahun 2011, komunitas ilmiah sangat marah ketika ada beberapa peneliti yang telah merekayasa flu burung H5N1. Akibatnya, penyakit itu menjadi lebih ganas dan lebih cepat ditularkan melalui udara.

Bukti itu telah menciptakan kekhawatiran bahwa penyakit mematikan bisa direkayasa dan sengaja dilepas di udara untuk menciptakan pendemi global.

6. Perang Nuklir
Ledakan nuklir. (Ilustrasi)

Korea Utara pernah memamerkan kekuatan senjata nuklir. Belum lagi, negara-negara lain yang masih menyembunyikannya. Jika senjata nuklir berada di tangan yang salah, bisa dibayangkan betapa besar dampaknya bagi kesenjangan makhluk di Bumi, tak terkecuali manusia.

7. Robot Pembunuh
Robot pembunuh di dalam film Terminator. (Ilustrasi)

"Terminator" mungkin hanya sekadar figur di dalam fiksi ilmiah, tapi mesin-mesin pembunuh itu akan menjadi kenyataan. Baru-baru ini, PBB menyerukan untuk melarang pembuatan robot-robot pembunuh, karena saat ini banyak negara yang sedang mengembangkannya. 

Banyak ilmuwan komputer yang berpikir singularitas, yaitu titik di mana kecerdasan buatan mampu menyusul kecerdasan manusia. Situasi itu tentu sangat menakutkan, apalagi jika robot-robot yang diciptakan itu telah dibekali senjata-senjata mematikan.

8. Kelebihan Populasi
Pemudik padati pelabuhan Tanjung Priok. (Ilustrasi)

Isu kelebihan populasi dunia sudah dipikirkan sejak abad ke-18. Thomas Malthus, ahli ekonomi, politik, dan demografi yang paling berpengaruh di tahun 1700-an, pernah meramalkan pertumbuhan penduduk akan mengakibatkan kelaparan massal dan melemahkan planet Bumi.

Dengan populasi global yang mencapai tujuh miliar orang, banyak ilmuwan yang berpikir pertumbuhan penduduk merupakan salah satu ancaman utama bagi planet Bumi.

Untuk menanggulanginya, perlu inovasi-inovasi atau program agar laju pertumbuhan populasi bisa diperlambat.

9. Efek Bola Salju

Semua penyebab-penyebab kehancuran Bumi yang disebutkan di atas bisa saja terjadi. Namun, banyak ilmuwan yang berpikir bahwa efek bola salju dari beberapa penyebab itu akan lebih mungkin terjadi.

Misalnya, pemanasan global meningkatkan pergeseran iklim di dunia, akibatnya lama kelamaan sejumlah ekosistem akan hancur.

Kehancuran tidak hanya semata-mata dari bencana besar. Bencana-bencana kecil yang awalnya tidak berpengaruh, sebenarnya telah "menggerogoti" Bumi secara bertahap. (umi)


Tidak ada komentar: