Senin, 09 Juli 2012

Chef Juna


PERSONAL
Junior Rorimpandey
 atau biasa dikenal dengan nama Chef Juna adalah seorang koki profesional kelahiran Manado, 20 Juli 1975. 
Chef Juna adalah seorang koki spesialis makanan Jepang dan Perancis yang telah menghabiskan waktu selama kurang lebih 12 tahun di luar negeri.

Namanya terkenal karena menjadi salah satu juri dalam ajang Master Chef Indonesia, dimana dia dinilai sangat kejam, galak, dan pedas dalam meberikan komentar.
 Juna juga dikenal sangat tidak ramah, tidak bermutu sebagai juri, bahkan sampai menuai berbagai kecaman dari para penonton Master Chef Indonesia. Namun di balik ketidakramahannya tersebut, Juna memang menyimpan potensi dan kemampuan memasak yang luar biasa. hal itu dibuktikan dari teknik-teknik yang sempat dia tunjukkan ketika memasak.

Karir
Profesi Chef Juna terjadi secara nggak sengaja. Pada tahun 1997, ia pergi ke Amerika Serikat (Brownsville, Texas) untuk sekolah penerbangan. Chef Juna telah mendapat lisensi pilot, tapi ditengah mengambil lisensi komersial, sekolah penerbangannya bangkrut. Akhirnya ia pergi ke Houston untuk lanjutkan pelatihan. Awal 1998 disaat Indonesia sedang dilanda krimon (krisis ekonomi), ibunya nggak bisa membantu keuangannya di luar negeri, dan akhirnya ia harus mencari kerja walau secara ilegal (belum mendapatkan ijin kerja).
Berbagai pekerjaan yang dicoba Chef Juna, akhirnya ia kerja di restoran tradisional Jepang sebagai waiter (pelayan). Setelah 2 minggu, master sushi menawarkannya untuk jadi muridnya, Chef Juna terima tawaran itu. Ia akhirnya mulai dari dasar dan dilatih sangat keras. Pemilik restoran itu kagum dengan kinerjanya dan mensponsori Chef Juna untuk mendapatkan Permanent Resident (ijin tinggal).
Pada tahun 2002, Chef Juna mengambil alih sebagai head chef (kepala koki) di restoran karena sushi master yang melatih Chef Juna ini pindah ke restoran lain. Di tahun 2003, ia pindah kerja ke restoran sushi nomor satu di Houston yang bernama Uptown Sushi. Setelah beberapa bulan, ia menjadi Executive Chef disana. Masuk ke tahun 2004, Chef Juna mulai jenuh dengan masakan Jepang, dan akhirnya ia pindah ke restoran Perancis,The French Laundry yang dikenal sebagai restoran yang menerapkan standar tinggi. Ia mulai dari awal lagi. Lalu, ia juga mencari pekerjaan di tempat lain agar dapat belajar lebih banyak.
Di French Laundry, ada hukuman bagi yang melakukan kesalahan walau kesalahan sederhana. Mereka dilatih dengan baik dan disiplin yang diterapkan seperti militer. Disana Chef Juna belajar banyak teknik, mengontrol protein pada makanan, dan menciptakan makanan yang dihias cantik dan sangat enak. Nggak heran waktu Chef Juna menilai peserta Master Chef Indonesia sangat galak. Galaknya pasti keluar kalau liat makanan yang dihias berantakan dan rasanya hambar. Wajar, koki ganteng tapi sangar ini berpengalaman.
Masa muda
Waktu umur 17 tahun, Chef Juna ini termasuk anak berandalan, ia buat sebuah geng yang bernama Bad Bones. Dengan mengendarai Harley, mereka ngebut dan nggak peduli kemanapun mereka pergi.
“Saya pernah kuliah teknik perminyakan selama 3,5 tahun di Indonesia, tapi nggak selesai karena saya terlalu nakal. Akhirnya saya memutuskan untuk membenahi hidup, berubah, dan pindah ke Amerika. Saya sampai menjual motor kesayangan untuk biaya sekolah di sana”
Diculik, disiksa, overdosis dan hampir ditembak di kepala udah pernah dirasakan Chef Juna. Merokok dan terjerumus dalam narkoba juga pernah. Tapi ia berubah karena ia punya pemikiran berbeda.
Di kedua lengan Chef Juna ini bertato. Tato itu dibuat waktu Chef Juna umur 15 di Bali, dengan menggunakan mesin buatan sendiri yang menggunakan jarum jahit.





(Dari Berbagai Sumber)

Baca Juga:
Rinrin Marinka
Chef Degan

Tidak ada komentar: