Kamis, 19 Juli 2012

Cerita Lucu & Aneh tentang Jokowi

Sebelum menjabat sebagai walikota Solo dan melenggang ke putaran kedua Pilgub DKI versi quick count, Jokowi (51) bukan siapa-siapa. Ia adalah sosok apa adanya. Berikut kisah lucu pengusaha mebel sarjana kehutanan UGM yang mungkin agak aneh dilakukan seorang pejabat.
(try/nrl) Triono Wahyu Sudibyo - detikNews

Hormat Grak!
Pada periode pertama (2005-2010) sebagai walikota Solo, Jokowi dilantik pada hari Jumat. Sabtu-Minggu libur. Senin pertama, Jokowi jadi inspektur upacara (irup). Semua proses lancar kecuali urusan hormat-menghormat. Saat komandan memerintahkan hormat, Jokowi hormat.
Jokowi terus menghormat, lupa bahwa perintah komandan upacara sangat tergantung seberapa lama irup menghormat. "Kok nggak turun-turun tangan," pikir Jokowi kala itu.

Beberapa peserta mulai tersenyum. Staf memberi kode agar Jokowi menurunkan tangan. Jokowi lantas menurunkan tangan dan komandan upacara pun meneriakkan, "Tegak Grak!" Penghormatan itu terjadi lebih dari satu menit, di luar batas kepantasan dalam upacara apapun.
(try/nrl) 

Terjaring Razia
Meski mempunyai ajudan, Jokowi kadang enggan memakai protokoler. Suatu waktu ia bersepeda motor keliling kota. Di tengah jalan terlihat kerumunan orang. Saat melintas, Jokowi dihentikan polisi. Laiknya pengendara biasa, Jokowi menghentikan motornya dan mengeluarkan surat-surat kendaraan dan KTP.

Polisi itu kemudian memeriksa. Ia baru tahu kalau pengendara motor tersebut adalah Jokowi setelah mengecek surat-surat kendaraan dan KTP. Karena saking banyaknya yang harus diperiksa atau memang tampang Jokowi memang tidak seperti walikota, Pak Polisi?
(try/nrl) 

Manjat Pagar
Acara Pemkot kadang sampai malam. Pernah saat Jokowi pulang terlalu larut, pintu gerbang rumah dinas walikota, Loji Gandrung, tertutup rapat. Penjaga tak membukakan pintu meski dibel beberapa kali. Bukannya jengkel, Jokowi malah masuk ke rumah dinas dengan cara meloncat pagar.

Aksi panjat pagar juga dilakukan saat Jokowi datang ke acara live Opera Van Java di Stadion R Maladi Solo. Jokowi tidak bisa masuk karena masyarakat berjubel. Ajudan ingin menyingkap kerumunan massa, tapi Jokowi melarang. Sang walikota pecinta musik metal itu memanjat pagar yang sepi penonton untuk bisa masuk stadion.
(try/nrl) 

Paranormal?
Ketika menghadiri acara di sebuah kampung, staf menelepon ke Jokowi dan bilang bahwa di rumah dinas ada beberapa orang. "Cepat, Pak. Mereka sekarang ada di garasi," kata staf itu. "Katanya ada yang kesurupan," imbuh sang staf. Jokowi geleng-geleng kepala. "Masak walikota disuruh ngurusi orang kesurupan," pikirnya.

Jokowi mempercepat acaranya, kemudian pulang. Di rumah dinas, beberapa orang terlihat was-was. Jokowi was-was juga tapi berusaha tenang. Dia masuk ke rumah dinas dan mengambil es dari kulkas. Dia meminta ajudan mengompres anak yang kesurupan dengan es. Karena hasilnya kurang mantap, Jokowi meminta beberapa orang mengangkat anak itu ke ruang tamu. Diusapnya wajah anak itu dengan es. Ajaibnya, anak itu langsung bangun dan mengucap terima kasih.

"Tapi tolong, cerita ini jangan kedengaran banyak orang. Bisa-bisa rumah dinas saya penuh orang kesurupan," kata Jokowi enteng.
(try/nrl) 

Jadi 'Dukun'
Seorang perempuan membawa anak datang ke kantor Jokowi di Balaikota Solo. Perempuan itu mengaku ingin bertemu dengan sang walikota. Ketika dikabari staf, Jokowi pun keluar. "Anak saya sakit, Pak. Panas. Nyebut-nyebut nama Pak Jokowi. Tolong disembuhkan," kata Jokowi menirukan ucapan sang perempuan.

23 Tahun menjadi pengusaha mebel dan menjadi walikota, tentu bukan bekal untuk bisa menyembuhkan 'penyakit' anak tersebut. Tapi Jokowi tak hilang akal. Dia masuk ke ruangan dan kembali sambil mengusap kepala anak itu. "Sudah, sembuh!" Besoknya Jokowi meminta ajudan mengecek nasib anak itu dan hebatnya, anak tersebut sembuh. "Sakti juga saya. Padahal nggak saya apa-apakan," kata Jokowi.
(try/nrl) 

Sumber: news.detik.com


Dua Cerita Lucu Jokowi 

TEMPO.CO, Depok - Wali Kota Solo Joko Widodo mengaku memiliki dua pengalaman lucu saat pertama kali menjabat wali kota. Cerita ini diungkapkannya saat kuliah umum di perpustakaan terapung Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin, 2 April 2012.
Pertama, saat diminta menjadi inspektur upacara. Padahal, sudah 30 tahun politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini tak upacara. Jokowi, panggilannya, langsung meminta pendapat ajudannya. “Kalau ada laporan, langsung bilang laksanakan saja. Saya jawab, gampang,” katanya.
Salahnya, Jokowi melanjutkan, saat pemimpin bilang hormat, "Saya hormat terus." Jokowi lalu menunggu instruksi dari pemimpin upacara dan tak menurunkan tangannya. “Dalam hati saya, kenapa lama sekali,” katanya. Ajudan di belakangnya kemudian berbisi agar Jokowi menurunkan tangannya dulu. Sebanyak 350 orang peserta upacara pun tertawa.
Peristiwa lucu kedua terjadi saat menerima tamu. Setiap tamu yang datang ternyata lebih dulu menyalami ajudannya. Memang, kata Jokowi, ajudannya itu lebih memiliki potongan sebagai wali kota ketimbang dirinya. Lama-lama, Jokowi pun tak tahan. “Setelah tiga bulan, saya ganti dengan yang lebih jelek dari saya. Akhirnya aman,” kata calon Gubernur DKI Jakarta ini.
Pengunjung kuliah umum bertema Transportasi dan Industri Esemka ini tertawa mendengar cerita Jokowi ini. Anda?
ILHAM TIRTA (www.tempo.co/Dua-Cerita-Lucu-Jokowi)

Baca juga:
Biografi Jokowi


Tidak ada komentar: