Antara obat generik dan obat Bermerek
Obat generik adalah obat yang telah habis masa patennya, sehingga dapat diproduksi oleh semua perusahaan farmasi tanpa perlu membayar royalti. Ada dua jenis obat generik, yaitu obat generik bermerek dagang dan obat generik berlogo yang dipasarkan dengan merek kandungan zat aktifnya. Dalam obat generik bermerek, kandungan zat aktif itu diberi nama (merek). Zat aktif amoxicillin misalnya, oleh pabrik ”A” diberi merek ”inemicillin”, sedangkan pabrik ”B” memberi nama ”gatoticilin” dan seterusnya, sesuai keinginan pabrik obat. Dari berbagai merek tersebut, bahannya sama: amoxicillin.
Obat generik adalah obat yang telah habis masa patennya, sehingga dapat diproduksi oleh semua perusahaan farmasi tanpa perlu membayar royalti. Ada dua jenis obat generik, yaitu obat generik bermerek dagang dan obat generik berlogo yang dipasarkan dengan merek kandungan zat aktifnya. Dalam obat generik bermerek, kandungan zat aktif itu diberi nama (merek). Zat aktif amoxicillin misalnya, oleh pabrik ”A” diberi merek ”inemicillin”, sedangkan pabrik ”B” memberi nama ”gatoticilin” dan seterusnya, sesuai keinginan pabrik obat. Dari berbagai merek tersebut, bahannya sama: amoxicillin.
OBAT PATEN :
Adalah hak paten yang diberikan kepada industri farmasi pada obat baru yang ditemukannya berdasarkan riset Industri farmasi tersebut diberi hak paten untuk memproduksi dan memasarkannya, setelah melalui berbagaii tahapan uji klinis sesuai aturan yang telah ditetapkan secara internasional. Obat yang telah diberi hak paten tersebut tidak boleh diproduksi dan dipasarkan dengan nama generik oleh industri farmasi lain tanpa izin pemilik hak paten selama masih dalam masa hak paten.
Berdasarkan UU No 14 tahun 2001, tentang Paten, masa hak paten berlaku 20 tahun (pasal 8 ayat 1) dan bisa juga 10 tahun (pasal 9). Contoh yang cukup populer adalah Norvask. Kandungan Norvask ( aslinya Norvasc) adalah amlodipine besylate, untuk obat antihipertensi. Pemilik hak paten adalah Pfizer. Ketika masih dalam masa hak paten (sebelum 2007), hanya Pfizer yang boleh memproduksi dan memasarkan amlodipine. Bisa dibayangkan, produsen tanpa saingan. Harganya luar biasa mahal. Biaya riset, biaya produksi, biaya promosi dan biaya-biaya lain (termasuk berbagai bentuk upeti kepada pihak-pihak terkait), semuanya dibebankan kepada pasien.
Setelah masa hak paten berakhir, barulah industri farmasi lain boleh memproduksi dan memasarkan amlodipine dengan berbagai merek. Amlodipine adalah nama generik dan merek-merek yang beredar dengan berbagai nama adalah obat generik bermerek. Bukan lagi obat paten, lha wong masa hak paten sudah berakhir. Anehnya, amlodipine dengan macam-macam merek dan kemasan harganya masih mahal, padahal yang generik haraganya sekitar 3 ribu per tablet.
Penebusan resep dari 160 apotek di Solo menunjukkan
peresepan obat generik hanya 25% dari total peresepan yang tercatat. Obat
generik di Solo hanya 5%-10% dari total yang beredar.
Puskesmas dan instalasi kesehatan milik pemerintah wajib
menggunakan obaty generik.
RS swasta dan dokter yang berpraktek pribadi diimbau
menggunakan obat generik tapi tidak ada sanksi bagi yang tidak mengindahkannya.
Pasien berhak meminta obat generik kepada dokter atau
opoteker.
“Dalam melakukan pekerjaan kefarmasian, apoteker dapat
mengganti obat merek dagang obat generik yang
aktifnya sama atau obat merek dagang lain atas persetujuan dokte
dan/atau pasien” (Pasal 24 huruf B PP No 51/2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian)
Apotek sebenarnya dilarang membuat copy resep. Di tengah
persaingan bisnis, hampir semua apotek melakukannya atas permintaan konsumen.
Persamaan Obat Generik dan Obat Bermerek
- Berisi zat aktif sama sehingga kemampuan menyembuhkan penyakit juga sama.
- Harga lebih murah dengan kualitas sama dengan obat bermerek karena tidak adanya biaya promosi dan kemasan yang menarik serta ada subsidi dari pemerintah
- Mudah di dapat di apotek-apotek yang tersebar di kota Solo
- Tidak gampang menimbulkan alergi karena tidak menggandung bahan tambahan yang terkadang sensitif bagi pasien
- Terkadang bisa menyembuhkan dalam waktu lebih cepat karena menggandung bahan tambahan
- Untuk penyakit ringan, lebih murah membeli obat jenis ini karena kompleksnya kandungan obat sementara generik hanya berisi satu zat tunggal. Contoh untuk obat flu, tidak hanya berisi zat yang menyembuhkan flu tetapi lengkap dengan penyembuhan batuk, antialergi, turun panas dan lainnya.\
- Penyembuhan sakit ringan seperti flu butuh banyak obat misalnya obat generik penurun panas, antialergi, batuk, pilek dan lainnya lantaran obat generik tidak bersifat kompleks.
- Harga mahal karena tidak ada subsidi pemerintah, biaya promosi, kemasan dan distribusi tinggi.
- Kadang bisa menimbulkan alergi karena mengandung bahan tambahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar