Kamis, 14 Februari 2013

Lubang Biopori


Dalam lingkup lebih kecil dan lebih sederhana, keberadaan sumur resapan dapat dipenuhi dengan membuat lubang biopori. Biopori merupakan teknik pembuatan sumur resapan air hujan manual hasil temuan ilmuwan Indonesia asal Bogor. Sang ilmuwan terinspirasi untuk memberdayakan keberadaan mikro-organisme di dalam tanah seperti cacing, dan organisme kecil lainnya. Dari hasil riset sang ilmuwan, kita mendapat fakta bahwa siklus hidup mikro-organisme dalam tanah bisa dimanfaatkan sebagai media menciptakan jalur ikatan/ resapan air di dalam tanah yang dapat menjadi sebuah solusi untuk mencegah terjadinya penumpukan air dalam jumlah besar di atas tanah.

Seperti kita tahu, mikro-organisme hidup dengan mengolah unsur hara yang ada di dalam tanah. Mereka mengangkut sari pati tersebut ke dalam tanah dengan membentuk jalur terowongan-terowongan kecil yang kasat mata. Keberadaan jalur-jalur tersebut dapat kita manfaatkan sebagai jalur resapan air ke dalam tanah dan titik di mana air dapat diikat untuk kemudian dikembalikan lagi sebagai makanan bagi tumbuhan dan mikro-organisme yang hidup di atasnya.

Nah, berangkat dari pengetahuan tersebut, kita dapat memanfaatkan siklus hidup mikro-organisme bawah tanah dengan kebutuhannya akan unsur hara dengan cara memasukkan sisa-sisa sampah organik ke dalam lubang biopori.

Dengan begini, biopori malah jadi punya manfaat ganda-yang awalnya hanya sebagai sumur resapan pada tiap bangunan, ternyata juga dapat dimanfaatkan untuk tempah membuang sampah bahan-bahan organik.

Biopori sendiri pada dasarnya merupakan sebuah lubang layaknya sumur dengan diameter berkisar antara 10 hingga 30 cm dan kedalaman kurang lebih 1 meter. Kalau dulu cara membuat lubang biopori sulit dilakukan sendiri karena butuh alat berat dan tenaga yang besar, sekarang sudah ada alat khusus untuk membuat lubang tersebut. Jadi Anda tak perlu lagi repot menggali dan mengira-ngira ukuran kedalaman tanah yang sudah digali.

Lantas, sampah organik apa saja yang dapat dimasukkan ke dalam lubang biopori? Sisa-sisa buah dan sayur-sayuran serta daun-daun kering di taman adalah jenis sampah yang masuk kategori organik. Kinerja pengolahan sampah organik dengan mikro-organisme dalam tanah pada dasarnya merupakan prinsip pembuatan kompos secara alami. Jadi, selain mendapat area resapan air tanah dari jalur hidup mikro-organisme dalam tanah, dengan lubang biopori Anda juga menjadi penghasil kompos yang produktif. Kompos yang sudah terbentuk dapat Anda ambil dari bagian dalam lubang biopori dan dimanfaatkan untuk memupuk tanaman yang ada dalam taman Anda. Cara ini efektif membuat perputaran kegiatan yang ada jadi terus berputar, dari tanah, oleh tanah dan untuk tanah.

Jika di daerah asal penemunya (Bogor), lubagn biopori sudah diterapkan di banyak rumah tinggal warga, giliran Jakarta yang mulai terkena demam biopori. Gedung-gedung perkantoran pemerintah dan swasta serta area ruang terbuka hijau milik publik sudah mengaplikasikan teknik ini. Dengan aksi kecil yang sederhana ini, kita dapat berbuat sesuatu untuk kota Jakarta dan menjadi sebuah kontribusi nyata sebagai bagian dari aksi menyelamatkan bumi dari kehancuran alam yang semakin parah.

Di mana saja bisa membuat biopori?



  • Di dasar saluran air yang dibuat sebagai tempat mengalirkan air hujan

  • Di areal sekeliling tanah tempat pohon tumbuh

  • Di tepian batas sebuah taman (di rumput bagian pinggirnya)

  • Lubang biopori memiliki banyak fungsi:
    1. Menghindari tanah becek akibat air hujan yang tidak meresap dengan baik ke dalam tanah.
    2. Menghindari genangan air yang membuat tanaman rusak.
    3. Menyerap air menjadi cadangan air tanah.
    4. Jika diaplikasikan serempak pada satu kawasan, bisa membantu mengurangi risiko terjadinya banjir.

    Langkah membuat lubang biopori di pekarangan rumah Anda?

    Ayo, ikuti langkah-langkah ini demi mewujudkan daerah resapan air yang makin banyak di lingkungan tempat kita tinggal:

    1. Buat sebuah lubang bulat dengan diameter antara 10 hingga 30 sentimeter dengan kedalaman kurang lebih 1 meter (boleh kurang dari 1 meter, misalnya 80 sentimeter).

    2. Masukkan sampah tersebut ke dalam lubang biopori yang tadi sudah digali.

    3. Anda perlu mengisi dan menambah sampah organik ke dalam lubang tersebut secara berkala karena sampah yang sudah dimasukkan ke dalam lubang akan mengalami proses pembusukan dan menyusut dengan cepat.

    4. Pembusukan sampah yang terjadi di dalam lubang biopori merupakan proses pengomposan. Kompos yang tercipta dapat Anda ambil dan gunakan untuk memupuk tanaman dan area taman yang ada di sekitar hunian. Ambil kompos secara berkala pula agar lubang dapat kembali diisi dengan sampah organik yang baru.

    TIPS:





  • Jarak antarlubang biopori disarankan antara 50-100 cm.

  • Jika sampah organic dalam lubang mulai berkurang akibat kinerja mikro-organisme, isi terus hingga ketinggiannya penuh mendekati mulut lubang.

  • Kedalaman lubang biopori yang berkisar antara 80-100 cm itu merupakan angka tentatif yang dapat berkurang secara fleksibel jika permukaan air tanahnya dangkal.

  • Ingin agar tampilan lubang biopori lebih cantik sekaligus aman? Perkuat bagian mulut lubangnya dengan perkerasan seperti semen atau tulangan besi yang membentuk pola jarring atau kotak-kotak.

  • Ingin membuat lubang itu lebih aman? Sah-sah saja jika ingin menutupnya, asalkan penutup lubang yang dipilih masih bisa ditembus air.

  • Selain lubang biopori, membuat pilihan perkerasan yang bahan dan desainnya memungkinkan penyerapan air, misalnya konblok yang berlubang dan diisi dengan rumput atau batuan.

  • Pilih penutup tanah berupa tanaman. Alasannya karena akar tanaman dapat menjadi media mencegah erosi air limpahan serta dapat memperlambat aliran air limpahan jika terjadi penumpukan air dalam jumlah besar di atas permukaan tanah.

  • Sebisa mungkin hindari atau sedikit demi sedikit mulai mengurangi pemakaian pestisida dan pupuk kimia untuk tanaman karena keduanya dapat menurunkan kualias air tanah. Sebagai gantinya, pakai saja kompos alami yang terbentuk dari sampah organik yang ditimbun dalam lubang biopori sebagai pupuk yang lebih alami.

  • sumber : http://solusirumah.blogspot.com

    Tidak ada komentar: