Kamis, 26 Mei 2011

10 Resep Sukses Bangsa Jepang


10 RESEP SUKSES BANGSA JEPANG
1. KERJA KERAS
Fenomena Karoshi (mati karena kerja keras) mungkin hanya ada di Jepang. Sudah menjadi rahasia umu bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun). Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan. 




2. MALU
Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dan pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena mengundurkan diri” bagi para pejabat (mentri, politikus, dsb) yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Karena malu jugalah, orang Jepang  lebih senang memilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan. Bagaimana mereka secara otomatis langsung membentuk antrian dalam setiap keadaan yang membutuhkan, pembelian ticket kereta, masuk ke stadion untuk nonton sepak bola, di halte bus, bahkan untuk memakai toilet umum di stasiun-stasiun, mereka berjajar rapi menunggu giliran. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.



Sabtu, 21 Mei 2011

Sepuluh Cara Berhemat


Ada sepuluh ide untuk melakukan penghematan dengan cara sederhana, yang mudah dilakukan tanpa harus menjadi pelit.
1. Bawa air minum
Membeli air minum dalam kemasan tak hanya menambah sampah plastik tapi juga memboroskan uang. Bayangkan, jika dalam sehari Anda membeli sebotol air minum dengan harga Rp 3000, dalam sebulan Anda menghabiskan Rp 90 ribu. Sebagai gantinya, belilah botol minum sendiri — yang bisa diisi ulang.
2. Membawa daftar belanjaan
Buatlah daftar belanjaan sebelum pergi berbelanja ke toko. Pastikan daftar Anda hanya berisikan barang-barang yang memang Anda butuhkan. Hanya barang yang masuk daftar yang boleh dibeli, lainnya tidak.
3. Berjalan kaki lebih sering
Cobalah jalan kaki jika tujuan Anda cukup dekat. Kurangi ketergantungan terhadap kendaraan pribadi dan gunakan kendaraan umum. Anda juga bisa mencoba memberi tumpangan dengan teman yang searah. Informasinya bisa didapat melalui beberapa komunitas yang  berbagi kendaraan sepertiwww.nebeng.com.
4. Manfaatkan perpustakaan
Anda tidak perlu senantiasa membeli buku baru. Kunjungilah perpustakaan untuk mencari buku yang diperlukan.
5. Kurangi makan di luar
Usahakan memasak dan membawa bekal makan siang untuk di kantor. Memasak akan menghemat banyak biaya dibandingkan selalu makan di luar.
6.Jauhi ATM asing
Menarik uang dari bank selain bank Anda bisa menyebabkan pemotongan uang dari rekening. Jumlahnya bervariasi mulai dari Rp 3000 hingga Rp 20 ribu. Nilai ini nampaknya kecil, tapi bayangkan jumlah totalnya jika sering dilakukan.

7. Membuat kopi sendiri
Daripada membeli kopi mahal di kafe, lebih baik minum kopi buatan sendiri. Sedikit-sedikit mengirit lama-lama jadi bukit.
8. Kurangi ke mal
Jalan-jalan ke mal bisa mendatangkan banyak godaan untuk membeli barang secara impulsif. Maka itu, lebih baik habiskan waktu libur dengan piknik ke taman atau museum.
9. Manfaatkan kartu diskon
Beberapa toko menawarkan diskon bagi pelanggan yang punya kartu anggota. Manfaatkan hal ini dengan bijak. Awas, ini berbeda dengan membeli barang diskon yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
10. Daur ulang
Kreatiflah: ada banyak ide yang bisa dilakukan untuk mendaur ulang barang yang tak digunakan lagi. Misalnya, memadukan pakaian lama dengan baju lain sehingga menjadi lebih menarik.
Anda punya ide lain?

Selasa, 10 Mei 2011

Anak Kedua Lebih Sukses Dalam Hidupnya

Liputan6.com, London: Anak ke berapakah Anda Sebuah penelitian menemukan posisi anak memainkan peran dalam keberhasilan di masa depan. Dalam penelitian itu menunjukkan anak kedua lebih sukses dibanding anak pertama. Mau tau alasannya
Sebuah penelitian baru di Universitas Cambridge menunjukkan bahwa perdebatan antara saudara laki-laki dan perempuan benar-benar meningkatkan keterampilan sosial, kosakata, dan perkembangannya. Selain itu persaingan antar saudara juga dapat meningkatkan perkembangan mental dan emosional.

Selasa, 03 Mei 2011

Tahu Rahasia Dekapan Para Lelaki

BERPELUKAN kerap ddiidentikkan dengan perasaan seseorang. Tapi, tak semua wanita dapat mengartikan sebuah pelukan dari pria yang mencintainya.

Mau tahu bagaimana perasaannya saat si dia memeluk Anda? Berikut sejumlah makna dari pelukannya: